Djarot: Terus Terang Kami Tidak Bisa Sediakan Rumah Murah di DKI

Djarot mengapresiasi jika Anies-Sandi bisa mewujudkan program rumah murah Rp 350 juta di Jakarta.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 05 Apr 2017, 08:25 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2017, 08:25 WIB
Djarot Saiful Hidayat (Liputan6.com/Yoppy Renato)
Djarot Saiful Hidayat (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur petahana DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta maaf kepada warga Ibu Kota karena tidak bisa menyediakan rumah murah seperti yang dijanjikan rivalnya. Dalam kampanye pilkada, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjanjikan rumah murah seharga Rp 350 juta dengan down payment (DP) 0 rupiah.

"Terus terang saja kami tidak bisa menyediakan rumah dengan harga Rp 350 juta. DP 0 persen angel meneh (susah lagi)," ujar Djarot kepada warga di Jalan Sentra Primer RT 03 RW 08, Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa, 4 April 2017.

Meski begitu, pasangan calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini mengapresiasi jika memang Anies-Sandi bisa mewujudkan janjinya itu. Namun bagi Djarot, permukiman warga yang memungkinkan untuk dibangun di Ibu Kota adalah ke atas atau vertikal.

"Saya mengapresiasi baik, itu programnya baik, tapi persoalannya iso ndak (bisa tidak)? Mohon maaf kami enggak bisa, karena kami selalu sampaikan kalau bangun perumahan layak huni di Jakarta itu vertikal, ke atas," ucapnya.

"Kalau mau rumah tapak, di pinggir Jakarta. Nantinya rusun bisa dipergunakan dengan harga kos, apartemen tapi harga kos. Orang bisa dapat, tapi dia punya rumah di pinggiran," ucap dia.

Selain membangun rumah secara vertikal, Djarot pun berjanji akan melakukan bedah rumah warga tak mampu yang sudah rusak atau di daerah kumuh dan tidak layak huni. Djarot berjanji akan bertanggung jawab dengan program bedah rumah karena sudah berpengalaman saat menjadi Wali Kota Blitar.

"Saya bertanggung jawab untuk program bedah rumah. Nanti prinsipnya gotong royong, kerja sama RT RW supaya warganya ikut terlibat," kata dia.

Dia berharap yang mengerjakan bedah rumah itu bukan hanya tukang bangunan, tetapi warga yang bergotong royong.

"Sediakanlah teh, bakwan, supaya kita saling membantu sesama saudara kita," ujarnya.

Djarot menyebut, dengan bantuan berbagai pasukan yang dibuatnya bersama Ahok, maka program bedah rumah diyakini bisa dilakukan. Juga dengan bantuan dari para warga yang gotong royong.

"Rumah-rumah yang tidak layak huni tersebut nanti yang dikerjain sama pasukan pelangi, ada pasukan merah, biru, orange, jadi satu. Semua atapnya kita ganti dengan baja ringan," ujarnya.

"Kita enggak minta bantuan banyak, cukup gotong royong. Kalau enggak ada tenaga, bantuin bikin singkong, masak, masak enggak bisa. Kan pasukannya dari kami. Nanti rumahnya kita bongkar, kita bongkar, tapi jangan disampaikan mau digusur. Ini kita mau menata," ujar dia.

Djarot pun berjanji akan membantu warga kerja bakti pada akhir pekan.

"Kalau perlu Sabtu-Minggu ikut kerja bakti. Saya kalau ngecat bisalah, masang paku bisalah, masang ubin enggak bisa," canda dia.

Kerja bakti itu, kata Djarot, dilakukan agar kampung-kampung di Jakarta bersih. Sehingga warganya sehat.

"Kalau rumahnya bersih, sehat, Insya Allah warganya juga. Indonesia kita bangun, Jakarta kita bangun," tegas Djarot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya