Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan akan total untuk memenangkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Marianus Sae-Emilia J Nomleni di Pilkada NTT 2018. Langkah konsolidasi pemenangan pun terus dilakukan secara simultan.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, NTT secara geopolitik dinilai penting dan strategis bagi PDIP, karena berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste. Dia menyebutnya sebagai segitiga konektivitas.
Baca Juga
"NTT yang berbatasan langsung dengan dua negara merupakan salah satu halaman depan NKRI. Wilayah tersebut sangat penting dan strategis, karena itulah PDI Perjuangan akan all out memenangkan pilgub di wilayah tersebut," kata Hasto dalam keterangannya, Jumat (9/2/2018).
Advertisement
Dia mengatakan, akan mendorong kemajuan NTT dengan seluruh potensi pertanian dan kelautan. Hal ini yang ditekankan kepada pasangan calon Marianus Sae-Emilia J Nomleni.
"PDI Perjuangan akan terus mendorong kerja sama strategis antara Kupang, Deli, dan Darwin. Segitiga koneksitas tersebut akan menjadikan NTT sebagai poros pengembangan kerja sama tiga negara bertetangga. Hal inilah yang juga menjadi skala prioritas program Marianus Sae-Emilia J Nomleni," ucap Hasto.
Dia pun mencontohkan, bagaimana Presiden Joko Widodo atau Jokowi melihat NTT itu sangat penting. Pembangunan di wilayah itu dilakukan secara signifikan.
"Pak Jokowi secara progresif telah meletakan perubahan fundamental bagi NTT. PDIP mengapresiasi kepemimpinan Pak Jokowi atas implementasi pembangunan dari pinggiran itu," pungkas Hasto.
Penolak Marianus Diminta Mundur
Sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mempersilakan kadernya di NTT untuk mundur jika tidak menerima pencalonan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDIP di Pilkada NTT 2018.
"Bergabung atau keluar kader partai merupakan sikap yang dijamin konstitusi partai," kata Hasto melalui pesan tertulis, Selasa, 19 Desember 2017.
Menurut dia, ketika seseorang menjadi anggota partai, diawali dengan mengajukan surat permohonan sebagai anggota dan ketika yang bersangkutan mundur hanya gara-gara urusan pencalonan, maka sikap tersebut dapat diterima.
"Hal itu lebih kesatria dibandingkan harus dipecat, karena pelanggaran disiplin partai," tegas Hasto.
Dia mengatakan, penetapan pasangan cagub-cawagub Pilkada NTT telah melalui mekanisme kelembagaan baik melalui survey, pemetaan internal, maupun pertimbangan strategis kepartaian.
Advertisement