Istana: Kupon Sembako Jokowi Bukan untuk Kampanye Pilpres

Moeldoko menyatakan, pembagian sembako Jokowi bukan baru dilakukan sekarang. Melainkan sudah sejak menjabat sebagai kepala negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Apr 2018, 08:51 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 08:51 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat membagikan sembako kepada tukang becak di Pasar Harum Manis, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merespons viralnya foto kupon sembako kunjungan Presiden Jokowi berstempel Polres Resor Sukabumi. Dia mengatakan, pembagian sembako tersebut bukan bagian dari kampanye jelang Pilpres 2019.

"Enggak, enggak ada upaya itu (kampanye)," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 9 April 2018.

Mantan Panglima TNI ini menuturkan, pembagian sembako oleh Jokowi saat kunjungan ke daerah-daerah bukan baru dilakukan sekarang, melainkan sudah sejak menjabat sebagai Kepala Negara.

Moeldoko menambahkan, pembagian sembako juga dilakukan pemerintahan sebelumnya. Anggaran sembako dialokasikan khusus ke Banpres (Bantuan Presiden).

"Kalau yang dulu mungkin momentum pokoknya dibagi, kebetulan sekarang presiden datang ke satu tempat sehingga dibagi. Jadi itu mungkin itu menjadi perhatian," terangnya.

Intinya, ujar Moeldoko, adalah sama dengan pemerintahan sebelumnya yang memberikan bantuan seperti yang dilakukan Jokowi saat ini.

"Hanya metodenya berbeda, tapi kan sama aja," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kupon Agar Tertib

JOkowi Bagi Sembako
Presiden Joko Widodo berlebaran di Solo di hari kedua Idul Fitri. Empat ribu paket sembako dibagikan kepada warga sekitar (Liputan6.com/Setpres)

Mengenai adanya kupon sembako, kata Moeldoko, hanya untuk menjaga ketertiban. Dengan adanya kupon, warga bisa tertib menerima sembako yang diberikan presiden.

Demikian juga dengan keterlibatan petugas keamanan seperti Polres Resor Sukabumi saat pembagian sembako, hanya untuk mengantisipasi adanya kejadian yang tidak terkendali. Misalnya warga tiba-tiba pingsan saat menerima sembako.

"Jadi ada polisi, Danramil, Babinsa. Tujuannya karena ini ada masa besar, jangan-jangan nanti ada yang pingsan, meninggal, kan ini bisa terjadi," kata dia.

 

Reporter: Titin Supriatin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya