Golkar: Pengakuan Mahfud Md Hanya Tafsiran, yang Tahu Pak Jokowi

Dalam sebuah acara talkshow, Mahfud membeberkan perihal kejanggalan proses pemilihan nama Ma'ruf Amin.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 15 Agu 2018, 13:44 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 13:44 WIB
Seminar dan Lokakarya bertajuk Kartini di Era Digital
Sekjen DPP Golkar Lodewijk Freidrich Paulus memberikan sambutan mewakili Ketua umum Airlangga dalam acara Seminar dan Lokakarya bertajuk Kartini di Era Digital: Perempuan, Inovasi, dan Teknologi di Jakarta, Rabu (25/4). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pengakuan Mahfud Md yang batal dipilih Jokowi sebagai calon wakil presiden terus berpolemik. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu bicara blak-blakan dalam sebuah acara talkshow semalam, sampai membuat kubu koalisi partai pendukung Jokowi bungkam.

"Kita belum tahu, biarlah orang itu. Itu kan tafsir dan yang tahu sendiri, kan, Pak Jokowi, bagaimana sampai Beliau putuskan Pak Ma'ruf sebagai pendamping Beliau," ujar Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2018).

Dalam siaran talkshow tersebut, Mahfud Md juga membeberkan perihal kejanggalan proses pemilihan nama Ma'ruf Amin.

Mantan Ketua MK ini menyebut, ada tekanan yang diterima Jokowi di detik terakhir, sehingga dipilihlan Ma'rif Amin sebagai cawapres. "Itu (dugaan tekanan kepada Jokowi) kami no comment, soal itu," kata dia.

Tak ingin menanggapi lebih jauh, Lodewijk mengatakan saat ini tugas partai koalisi pendukung adalah merumuskan 11 direktorat tim pemenangan.

Mereka juga memiliki tugas menyeleksi ratusan jubir sebagai tim kampaye Jokowi-Ma'ruf. "Jubir kita lagi siapkan, internal-external semua," dia menyudahi.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Pengakuan Mahfud Md

Sebelumnya, Mahfud Md mengungkap alasan dirinya batal menjadi bakal calon Wakil Presiden Jokowi untuk Pilpres 2019. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu bercerita dirinya batal menjadi cawapres diwarnai dengan ancaman bahwa NU tidak bertanggung jawab apabila bukan kader NU yang menjadi cawapres Jokowi.

Mahfud bercerita informasi hal ini didapat oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) saat keduanya melakukan pertemuan.

Saat bertemu dengan Cak Imin, Mahfud diberi tahu justru Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin yang menyampaikan ancaman jika NU bakal "lepas tangan" andai kader NU tak menjadi cawapres Jokowi.

"Bagaimana saya tahu kiai Ma'ruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya," kata Mahfud dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang disiarkan secara langsung oleh TV One, Selasa (15/8).

"Terus saya tanya gimana main ancam-ancam? 'Itu yang nyuruh Kiai Ma'ruf'," kata Mahfud menceritakan pernyataan Cak Imin.

Setelah itu, Mahfud bercerita satu hari sebelum pengumuman cawapres oleh Jokowi, terjadi pertemuan antara Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Ma'ruf Amin, dan Cak Imin di Kantor PBNU. Pertemuan itu membahas cawapres.

Pertemuan digelar usai ketiganya dipanggil secara terpisah ke Istana oleh Jokowi yang meminta masukan sosok cawapres. Mereka, kata Mahfud, marah karena ketiganya tidak disinggung sebagai "calon" oleh Jokowi. Sebab, saat dipanggil, Jokowi tak menyebut satu pun dari mereka bertiga sebagai "calon".

"Tiga orang ini berkesimpulan bahwa mereka bukan calonnya karena waktu dipanggil tak disebut "calon". Lalu mereka sepertinya marah membahas," ujarnya.

Menurut Mahfud, dari sinilah "ancaman" itu keluar. Ancaman bahwa NU tidak bertanggung jawab secara moral terhadap pemerintahan jika bukan kader NU yang menjadi cawapres.

"Kemudian Kiai Ma'ruf, 'Kalau begitu kita nyatakan kita tak bertanggung jawab secara moral atas pemerintahan ini kalau bukan kader NU yang diambil. Ini kata Muhaimin," ujar Mahfud.

  

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya