Strategi Moeldoko Agar Jokowi Menang di Pilpres 2019

Semua unsur Parpol dan relawan pendukung Jokowi diminta untuk tidak saling mengandalkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2018, 20:36 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2018, 20:36 WIB
Gubernur TGB Zainul Majdi Galang Dana untuk Lombok dan Sumbawa
Kepala Staf Kepresidenan, Jendral TNI (Purn) Moeldoko memberi sambutan pada acara penggalangan dana untuk Lombok-Sumbawa dan peluncuran buku TGBNomics di Jakarta, Jumat (14/9). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Moeldoko memberi sejumlah pesan kepada tim di Jabar. Salah satunya adalah menggunakan strategi militer dalam menjaring suara untuk petahana di Pilpres 2019.

Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan usai pengukugan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin tingkat Jabar di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Minggu (14/10/2018).

Ia menyatakan, Jokowi-Maruf Amin dalam survei yang dilakukan sudah unggul dari tim lawan. Kekuatan yang dimiliki pun sangat kuat dan berpotensi memenangkan kontestasi Pilpres. Namun, hal itu jangan membuat semua tim terlena.

"Pesan saya, (menganalogikan) tentara itu kalau bergerak pasukannya banyak, begitu jaga malam, saling mengandalkan (jaga). Tetapi, semua tidur karena saling mengandalkan. Ini yang saya khawatirkan," ujarnya.

Semua unsur Parpol dan relawan pendukung Jokowi diminta untuk tidak saling mengandalkan. Semua harus saling membesarkan dan bekerja sama aling bekerjasama.

 

 

Strategi Moeldoko

Kepala Staf Kepresidenan Jend. TNI (Purn.) Dr. Moeldoko di acara penukaran dolar AS ke rupiah di Hotel Majapahit  Surabaya (20/9/2018). (Dok KSP)
Kepala Staf Kepresidenan Jend. TNI (Purn.) Dr. Moeldoko di acara penukaran dolar AS ke rupiah di Hotel Majapahit Surabaya (20/9/2018). (Dok KSP)

Lalu, Moeldoko akan mengadaptasi strategi militer seperti canvasing dan micro target dalam menjaring suara masyarakat. Semua harus dijalankan dengan baik.

Canvasing itu dijelaskan adalah pengamatan dan penggambaran. Maksudnya, jika salah satu tim diterjunkan ke sebuah wilayah, merka harus bisa menggambarkan situasi politik, sosial masyarakatnya. Lebih jauh lagi, tim harus bisa mengetahui setiap rumah arah dukungannya kepada siapa.

"Kalau ada yang abu (belum punya pilihan), harus bisa diajak menjadi putih (Jokowi-Maruf Amin). Nah yang putih dijaga untuk tidak beralih ke pihak lain," terangnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya