Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno menghadiri wisuda mahasiswa Universitas Bung Karno, Jakarta. Ada tiga poin yang dipaparkan Sandiaga terhadap konsep pembangunan bangsa di zaman Presiden Sukarno.
Menurut Sandiaga, apa ditorehkan Sang Proklamator tersebut masih relevan hingga saat ini.
Baca Juga
"Pertama adalah kemerdekaan, itu beliau perjuangan sejak muda, Indonesia ini cocok untuk kaum muda, cocok untuk milenial karena milenial dan kaum muda sangat menghargai kebebasan yang independen," kata Sandiaga dalam pidato kelulusan Universitas Bung Karno, Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (22/11/2018).
Advertisement
Kedua, kemandirian yang diciptakan Bung Karno adalah esensi dalam pembangunan bangsa di bidang ekonomi yang berdikari.
"Jadi gagasan ekonomi ini amat serius dikembangkan oleh Bung Karno, yakni berdiri di atas kaki sendiri, berdikari," tutur Sandiaga.
Terakhir, menurut Sandiaga, Bung Karno adalah pencipta inovasi paling relevan. Buah pemikirannya bisa terus dirasakan, khususnya dalam pembangunan Jakarta, sebagai Ibu Kota.
"Melihat ide-ide Bung Karno dalam penataan kota Jakarta sampai sekarang masih sangat relevan, menerapkan inovasi dalam penataan kota pembangunan Ibu Kota. Dan saya lihat poin-poin ini sangat pas untuk anak muda milenial zaman sekarang," kata Sandiaga.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bung Karno Zaman Now
Sandiaga Uno juga terus menyuarakan semangat berwirausaha. Bahkan dia menyebut, napas wirausaha sebagai cikal pencetak Bung Karno era modern.
"Dengan semangat kemerdekaan entreprenurship saya yakin generasi bangsa akan menjadi Bung Karno Bung Karno zaman now," kata Sandiaga di Wisuda Universitas Bung Karno (UBK), Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (22/11/2018).
Mantan Wakil Gubernur DKI ini memaparkan, jumlah wirausaha di Indonesia masih tertinggal jauh oleh negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia. Karenanya, dia ingin lulusan perguruan tinggi bisa menggenjot angka wirausaha jelang bonus demografi Indonesia tahun 2030.
"Bila kita bandingkan masih sangat rendah di tingkat negara Asean, kita ada di 3,1 persen dari populasi kita, masih kalah dibanding Thailand, dibandingkan dengan Malaysia yang angkanya sudah di atas 5 persen," kata Sandiaga.
Sandi berkeyakinan, dengan semangat yang besar lulusan sarjana nantinya tidak hanya bisa mencari kerja, tetapi juga menciptakan lapangan kerja.
"Saya yakin bahwa dengan semangat besar, keluar dari ruangan ini setelah di wisuda, kalian bukan hanya menjadi pencari lapangan kerja, tapi menciptakan lapangan pekerjaan," Sandi memungkasi.
Â
Advertisement