Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir bersaksi soal hubungan Sandiaga Uno dengan ibunya, Mien Uno. Erick mengamini kicauan netizen yang menyindir sahabatnya itu sebagai anak mami.
"Saya tidak bisa mengomentari individu, karena antara Pak Sandiaga dengan ibunya pasti punya hal tersendiri. Kalau ternyata warganet melihat ini (anak mami) yang negatif, saya melihat itu realitas," ujar Erick di Hallf Patiunus, Jakarta Selatan, Rabu (13/2/2019).
Baca Juga
Erick menilai wajar kredibilitas dan personalitas Sandiaga semakin terlihat di publik seiring dengan masa kampanye Pilpres yang cukup panjang. Hal itu juga berlaku pada kandidat lain.
Advertisement
"Dan Alhamdulillah kalau kita lihat sekarang, cawapres kita Kiai Ma'ruf Amin di media makin tinggi responsnya karena terbukti, namanya ulama besar, dan Alhamdulillah punya track record yang bagus," tutur dia.
Lebih lanjut, dia meminta masyarakat tidak menyerang individu capres maupun cawapres. Kendati, ia juga meminta masyarakat dapat membedakan antara kriminalisasi dan penegakan hukum.
"Banyak sekali kemarin caleg yang terkena kasus dugaan tindak pidana pemilu, jadi bukan hanya satu figur tapi banyak. Kita jangan terjebak oleh fitnah, apalagi fitnah itu kan dilarang oleh semua agama," ucap Erick Thohir.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Terbiasa Di Bully
Sandiaga sebelumnya mengaku tidak terpengaruh dengan perundungan alias bullying yang kerap ditujukan padanya selama kontestasi pemilihan presiden 2019.
Sandiaga menyebut ia sudah terbiasa dam ditempa menghadapi hal itu sejak masih sekolah di Pengudi Luhur (PL) Jakarta.
"Di PL kami berteman, kami belajar berteman. Meski berbeda pilihan kita tetap berteman. Belajar di-bully. Jadi kalau sekarang di-bully, ya tidak ada apa-apanya," ujar Sandiaga Uno saat bertemu dengan Alumni PL di Jakarta, Rabu, (13/2/2019).
Dia juga menceritakan masa sekolahnya di sekolah khusus laki-laki itu, ia mengaku hukuman selama bersekolah di PL membuat ia menjadi sosok yang tidak mudah terpengaruh alias baperan.
"Dulu saya pernah di acara jambore dihukum menggunakan pakain daster tiga hari. Hukuman-hukuman itu yang membuat kita kuat. Itulah yang membuat kita tidak baperan," kenang Sandiaga Uno.
Advertisement