Survei Indikator: Ridwan Kamil Unggul Jadi Cawapres dan Cagub DKI 2024

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru tentang suara pemilih DKI Jakarta pada Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilu Legislatif (Pileg), dan Pilkada 2024.

oleh Putu Merta Surya PutraLizsa Egeham diperbarui 12 Mei 2023, 09:46 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 08:20 WIB
Ridwna Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Pemda Provinsi DKI Jakarta dan Pemda Kota Bekasi terkait rencana Pembangunan Angkutan Umum Massal Perkotaan Koridor Barat - Timur (MRT East – West) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (17/2/2023).(Foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru tentang suara pemilih DKI Jakarta pada Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilu Legislatif (Pileg), dan Pilkada 2024.

Hasilnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil paling unggul di daftar nama calon wakil presiden (cawapres) 2024 dengan 21,5 persen. Tak hanya itu, pejabat yang akrab dipanggil RK tersebut juga masuk dalam top of mind calon gubernur DKI.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa RK lebih unggul dari 18 nama besar lainnya.

"Ridwan Kamil paling banyak dianggap paling pantas sebagai calon wakil presiden dengan 21,5 persen," kata Burhanuddin dalam rilis hasil survei yang disiarkan secara daring pada Kamis, 11 Mei 2023.

Dalam hasil survei tersebut, RK berada di atas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan 15,4 persen. Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di urutan ketiga dengan 12,7 persen.

Hasil survei cawapres kembali disampaikan oleh Indikator Politik Indonesia lantaran mereka menilai bahwa pemilihan cawapres dalam pemilu serentak tahun depan sangat penting.

Bahkan Burhanuddin menyebut, peran cawapres dalam pemilu nanti sangat krusial. Adapun RK dinilai sebagai figur yang layak menjadi cawapres oleh pemilik hak suara di Jakarta pada pemilu mendatang.

Mantan wali kota Bandung itu menjadi satu-satunya tokoh yang survei cawapresnya berada di atas 20 persen.

Selain itu, RK masuk dalam jajaran top of mind sebagai salah satu tokoh yang dinilai berpeluang menjadi calon gubernur DKI dengan pemilih sebanyak 7,4 persen.

Dalam survei, Ridwan Kamil hanya kalah dari Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Namun saat nama Ahok dihilangkan dalam survei, RK yang paling banyak dipilih.

Burhanudin menyampaikan dari simulai delapan nama cagub DKI, Ridwan Kamil menduduki peringkat teratas apabila Pilgub dilaksanakan saat ini. Ridwan Kamil meraup 23,3 persen suara, disusul mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno 19,5 persen, dan Ketua Umum Partai Demokrat AHY 11,3 persen.

"Gibran Rakabuming Raka 10,3 persen, Ahmad Sahroni 8,1 persen, Heru Budi Hartono 5,8 persen, Ahmad Riza Patria 5,4 persen, Bima Arya Sugiarto 0,8 persen, Tidak Tahu/Tidak Jawab 15,6 persen," jelasnya.

Saat Indikator Politik Indonesia mengerucutkan kembali nama-nama yang bisa dipilih dalam pemilihan gubernur DKI tahun depan menjadi enam nama tanpa Sandiaga Uno, RK kembali berada di posisi teratas.

"Kalau sandi di take out, Ridwan Kamil itu melejit sendirian. Nama yang lain agak tercecer. Ridwan Kamil 35,7 persen," ujar Burhanudin.

 

Ada Nama Ahok

Adapun apabila Ahok tidak disertakan dalam survei calon gubernur DKI dalam pemilu tahun depan, elektabilitas Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno meningkat paling besar. Menurut dia, dukungan terhadap dua sosok itu menjadi yang tertinggi.

"Ini terutama karena mereka sudah sangat populer, hampir semua warga DKI Jakarta tahu Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno," tutur Burhanudin.

Sebagai informasi, survei dilakukan di DKI Jakarta pada 24 Februari sampai 3 Marer 2023. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di DKI Jakarta yang sudah memiliki hak pilih dalam Pemilu yakni, mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini, jumlah sampel basis sebanyak 820 orang,kemudian dilakukan oversampel diDapil DKI I dan DKI II menjadi masing-masing 800 responden, sehingga total sample yang dianalisis sebanyak 2.060 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis ssebanyak 820 responden memiliki toleransi kesalahan (marginoferror--MoE) sekitar ±3.5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh kota yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spotcheck). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya