Anies Geram Izin Acara 'Desak Anies' di Taman Budaya NTB Dibatalkan Sepihak

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, mengungkapkan izin acara "Desak Anies" di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), sempat dibatalkan sepihak.

oleh Tim News diperbarui 19 Des 2023, 19:59 WIB
Diterbitkan 19 Des 2023, 19:59 WIB
Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan saat menghadiri acara 'Desak Anies' di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/12/2023).
Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan saat menghadiri acara 'Desak Anies' di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/12/2023). (Dok. Tangkapan layar YouTube @aniesbaswedan)

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, mengungkapkan izin acara "Desak Anies" di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), sempat dibatalkan sepihak.

Sedianya acara dialog "Desak Anies" akan digelar di Taman Budaya NTB, Jalan Majapahit Nomor 2, tetapi dibatalkan. Hingga akhirnya pindah ke Amanah Food Court di Jalan Majapahit Nomor 100.

Izin penggunaan tempat di Taman Budaya dibatalkan di detik akhir. Padahal, saat ini masa kampanye diperbolehkan menggelar acara di ruang terbatas.

"Last minute, izin dibatalkan secara sepihak. Ini adalah negeri merdeka yang semua memiliki hak yang sama untuk menjalani proses kampanye, dan ini adalah masa di mana kita boleh melakukan dialog di ruang terbatas. Bukan di ruang terbuka, dan ini adalah ruang terbatas," ujar Anies Baswedan usai acara "Desak Anies" di Mataram, NTB, Selasa (19/12/2023).

Anies meminta pemerintah memberikan arahan kepada seluruh aparat sipil negara untuk netral dan tidak mempersulit salah satu pasangan calon.

"Saya ingin mengimbau kepada pemerintah untuk memberikan arahan kepada seluruh jajaran aparatur sipil negara agar bersikap netral dan tidak mempersulit salah satu calon, baik itu pilpres maupun pileg. Dan itu kami rasakan bukan hanya sekali, sudah berkali-kali," kata Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta jangan sampai aparat negara menunjukkan sikap tidak netral di pemilu 2024. Ia mengaku akan mengungkap segala bentuk penghalangan ke publik.

"Jadi saya mengimbau kepada semuanya, dan kami akan mengungkapkan saja setiap kali ada penghalangan-penghalangan. Kami laporkan kepada publik bahwa ini bukan praktik yang sehat. Karena kita ingin menjaga demokrasi kita," ujar capres yang diusung Partai Nasdem, PKB, dan PKS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Soal Ijtima Ulama, Anies: Mereka Dukung karena Minta Kemajuan Bangsa

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN)
Calon presiden dan calon wakil presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), menghadiri pembukaan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional tahun 2023 di Aula Khadijah Majelis Az-Zikra Sentul, Bogor, Sabtu (18/11/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Anies Baswedan menjawab polemik dukungan politik dari Ijtima Ulama. Anies ditanya mengapa memainkan politik identitas dalam acara "Desak Anies" di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/12/2023).

Anies menjawab, dalam proses berpolitik banyak beragam unsur masyarakat yang menyampaikan dukungan ada kontrak politik. Misalnya dengan warga Tanah Merah, Jakarta Utara, Anies diminta untuk menata perkampungan.

"Jadi ini bukan pertama kali ada dukungan, dan dukungan itu meminta kita melakukan a, b, d, e, f, g," kata Anies Baswedan.

Sama halnya dengan kontrak politik Ijtima Ulama. Ada 13 poin dalam kontrak itu. Kata Anies, isinya untuk kemajuan bangsa dan negara.

"Ketika kita mendapatkan dukungan dari Ijtima Ulama, mereka memiliki 13 poin. 13 poin itu bisa dibaca siapa saja dan semua tahu. Dan isinya untuk kemajuan bangsa dan negara," kata Anies.

"Kami siap untuk melakukan yang sama dengan kelompok manapun selama itu sejalan dengan prinsip Pancasila, UUD 45, dan untuk kemaslahatan masyarakat," tegas Anies.

Anies menjelaskan, kontrak politik dengan masyarakat merupakan hal yang biasa dalam praktik politik modern. Karena kalau praktik primitif pakai duit.

"Kita tidak terjebak dalam urusan rupiah, kita kerjakan prinsip modern di mana amanat itu dijalankan untuk kepentingan publik. Jadi kami terbuka," kata Anies.


Anies: Supaya Hak Pilihnya Sah, Coblosnya 1 Saja, Jangan Coblos 2 dan 3

Capres Anies Baswedan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/12/2023).
Capres Anies Baswedan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/12/2023). (Foto: Tim Media AMIN)

Anies Baswedan mengimbau agar seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih, untuk tidak menyia-nyiakan hak suara dan berpartisipasi pada pilpres 2024.

"Karena di pondok tidak boleh kampanye, jadi saya menganjurkan saja untuk semua yang sudah memiliki hak pilih supaya dimanfaatkan hak pilihnya," kata Anies di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/12/2023).

Menurut Anies, hak pilih masyarakat dapat mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan pada kontestasi pemilu 2024. Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat tak ragu menggunakan hak pilih dengan mencoblos satu pasangan calon (paslon).

"Supaya hak pilihnya bisa dihitung, jangan coblos 2, coblos 3. Coblosnya 1 saja. Karena kalau coblos lebih dari satu tidak sah nanti. Manfaatkan (hak pilih) itu jangan disia-siakan," seru Anies.

Adapun dalam lawatannya ke Mataram, Anies bersilaturahmi dengan para tuan guru dan alim ulama sembari meminta restu menjelang pilpres 2024.

"Kami berharap bisa mendapat doa dari tuan guru dan alim ulama di dalam perjuangan untuk membawa perubahan untuk Indonesia adil dan makmur untuk semua," kata Anies Baswedan.

Anies menyebut, kunjungan ke Ponpes Al-Aziziyah menjadi momen yang spesial karena di pondok tersebut merupakan tempat mendidik calon-calon penjaga Al-Quran di masa depan.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Infografis Jadwal, Tema, Format Debat Capres-Cawapres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Jadwal, Tema, Format Debat Capres-Cawapres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya