Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Relawan ProGib Nusantara (PGN), Hafif Assaf mengapresiasi pernyataan ahli politik dari Australian National University (ANU), Marcus Mietzner yang menilai pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan memenangkan Pilpres 2024. Hafif mengatakan, pihaknya dan relawan-relawan lainnya pun bakal terus berupaya untuk membantu paslon nomor urut 2 tersebut meraih kemenangan dalam sekali putaran pemilihan.
“Kami apresiasi tanggapan ini. Kami tetap berjuang dan meniatkan agar Pak Prabowo dan Mas Gibran menang sekali putaran. Sehingga dapat menghemat keuangan negara dalam pelaksanaan Pemilu,”kata Hafif dikutip Minggu 21 Januari 2024.
Selain itu, Wasekjen Relawan ProGib Nusantara, Andi Muhammad Riski menambahkan bahwa dia berharap agar selama proses kampanye dilakukan secara damai dan mengedepankan persatuan. Sebab, menurut dia, nilai-nilai persatuan dan kesatuan sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan kedepannya.
Advertisement
“Tetap kedepankan kampanye damai, santun dan juga jaga persatuan serta kesatuan bangsa. Tantangan bangsa kedepan besar, jadi perlu persatuan dari semua rakyat Indonesia,” ujar dia.
Lebih lanjut Ketua DPP Bidang Hubungan Kelembagaan, Rully Satria menyampaikan bahwa walaupun hasil survey untuk paslon 02 sudah jauh memimpin, dia tetap menghimbau semua organ relawan agar tetap terus bekerja keras memenangkan Pak Prabowo dan Mas Gibran.
“Mari kita bergandengan tangan dan turun tangan dalam kerja-kerja elektoral agar kemengangan sekali putaran bisa kita raih,” himbau Rully.
Sebelumnya, Guru Besar Ilmu Politik Australian National University, Marcus Mietzner menilai, paslon Prabowo-Gibran sudah tak terbendung lagi memenangi Pilpres 2024. Hal ini dia sampaikan merespons hasil survei dari Indikator Politik Indonesia periode 30 Desember 2023-6 Januari 2024.
Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas Prabowo-Gibran berada paling atas sebesar 45,79 persen. Kemudian, disusul oleh paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 25,47 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 22,96 persen.
Marcus menjelaskan, hipotesisnya itu berdasarkan beberapa hal. Pertama, jelas dia, selisih elektabilitas Prabowo-Gibran dengan kedua pesaingnya, yakni Anies-Muhaimin, dan Ganjar-Mahfud terpaut sekitar 20 persen. Menurut dia, angka ini tergolong besar, apalagi jika merujuk dengan pilpres di negara lain, termasuk yang sebelumnya terjadi di Indonesia.
"Saya rasa, itu harus dibaca dalam konteks komparatif. Kalau kita lihat pemilu-pemilu di seluruh dunia, kalau ada konstelasi angka seperti itu, rata-rata komentator akan bilang, 'Oh, ini sudah selesai'," kata Marcus dalam paparannya atas hasil survei Indikator secara daring, Kamis (18/1/2024).
Dukungan kepada Prabowo-Gibran
Kedua, sambung Marcus, selisih tingkat dukungan antara Prabowo-Gibran dengan pesaingnya dalam skenario dua paslon atau head to head meningkat menjadi 28 persen. “Masif sekali dan sulit (dikalahkan),” ujar dia.
Ketiga, Marcus menyebut, hasil survei beberapa lembaga lain juga memiliki temuan serupa dengan riset Indikator Politik Indonesia tersebut. Dia menilai, hal ini berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019.
"Tidak seperti (Pilpres) 2014 (dan) 2019, (di mana) lembaga survei yang bilang angka-angka kami sangat berbeda. Jadi, trennya sudah jelas, selisihnya jelas, dan itu disepakati oleh hampir semua lembaga survei yang mengeluarkan hasil," ungkap Marcus.
"Jadi, kalau semua data itu dikumpulkan, sulit untuk dikatakan bahwa masih ada kemungkinan untuk orang lain (dilantik) jadi presiden selain Prabowo pada 20 Oktober tahun ini," imbuh dia.
Advertisement