Liputan6.com, Jakarta Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti menyambangi konsolidasi dan kampanye simpatik Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (28/1/2024).
Dalam pidatonya, Atikoh Ganjar meminta para relawan untuk berani melawan, jika ada pihak-pihak yang mencoba melakukan intimidasi.
"Ketika ada orang mencoba mengintimidasi, ketika ada orang yang mencoba menggunakan kekuasaan, ketika ada orang yang mencoba menakut-nakuti kita, tapi ketika kita masyarakat Indonesia bergandengan tangan, tabrak saja itu, Siap?" tanya Atikoh.
Advertisement
"Siap," jawab para relawan bergemuruh.
Atikoh mengajak para relawan untuk terus melakukan sosialisasi visi-misi Ganjar-Mahfud, agar pintu kemenangan semakin dekat.
"Nyoblosnya sekali tentu akan berpengaruh dengan perjalanan kenegaraan lima tahun ke depan sehingga inilah cara kita berjuang untuk bangsa dan negara, cara kita berjuang untuk anak cucu kita agar mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik," kata Atikoh.
Dia mengingatkan, Ganjar-Mahfud telah menyiapkan program-program kerakyatan yang diyakini mampu meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia. Mulai dari KTP Sakti, Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana, serta bantuan pemutihan utang bagi nelayan.
"Inilah ujung tombak kita terkait dengan penanggulangan kemiskinan dan menjemput Indonesia emas. Tentu masih banyak yang lain sesuai kebutuhan, seperti untuk nelayan, petani, UMKM, untuk ibu, anak, lansia bahagia itu ada semuanya," kata Atikoh.
"Gunakan hak pilih ajak saudara-saudara tetangga, teman, siapapun itu untuk memilih Ganjar-Mahfud dan ini adalah saat paling tepat kita bergandengan tangan semua elemen masyarakat," pungkas Atikoh.
Tak Akan Hapus Bansos
Atikoh mengungkapkan dirinya kerap mendapat keluhan dari masyarakat terkait bantuan sosial dari pemerintah yang tidak tetap sasaran.
Dia juga mendapati keluhan para petani yang kesulitan mendapatkan pupuk untuk berproduksi.
Tentu, aspirasi itu didapatkan Atikoh ketika melakukan safari politiknya berkeliling Jawa Timur sejak 24 Januari lalu, mulai dari Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, Probolinggo, Blitar hingga Malang.
Termasuk, aspirasi senada sebelumnya dia dapatkan ketika berkeliling ke wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan hingga Sulawesi Utara.
Maka, Atikoh menyakini bahwa program KTP Sakti (satu kartu terpadu Indonesia) yang diusung oleh pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md bisa menjadi solusi dan jawaban atas keluhan masyarakat dan petani tersebut.
"Dan disinilah, Ganjar-Mahfud ada solusi kartu KTP sakti, dimana KTP-nya itu sama seperti sekarang, tapi itu terintegrasi semua. Sehingga nanti misal ada tetangga atau teman, saudara kategori masyarakat tidak mampu, tetapi tidak mendapatkan bansos, itu bisa diupdate dengan segera dan kartunya cukup satu," kata Atikoh.
"Datanya itu akan benar-benar riil termasuk untuk kebutuhan pupuk bagi petani. Kalau datanya enggak jelas, datanya kurang riil, datanya kurang aktual tentu jumlahnya tidak akan tepat. Misalnya aslinha jumlah penduduk miskinnya 10 orang tapi yang terdata cuma 6 orang. Nah, jadinya tidak semuanya mendapat bantuan," sambungnya.
Advertisement
Miliki Komitmen
Lebih lanjut, Atikoh menegaskan bahwa Ganjar-Mahfud memiliki komitmen untuk mengoptimalkan dan meningkatkan bantuan sosial bagi masyarakat yang tidak mampu.
Sehingga, dia meminta seluruh organ relawan dan masyarakat agar tidak termakan oleh berita hoaks dan menyesatkan soal bansos akan diberhentikan jika pasangan Ganjar-Mahfud terpilih di Pilpres 2024.
"Jadi jangan termakan hoaks ya. Bansos itu adalah amanah undang-undang, jadi kalau Pak Ganjar menjadi presiden pasti akan dilanjutkan bahkan malah ditambah dan akan ditepatkan sasarannya," tegasnya.
Selain itu, ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini juga mengatakan, mendapat mendapat keluhan terkait akses pendidikan bagi keluarga tidak mampu.
"Ini ada jawaban dari Ganjar-Mahfud, satu keluarga tidak mampu satu sarjana. Sehingga semua masyarakat Indonesia itu memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan tertinggi," jelasnya.
"Karena dengan mendapatkan pendidikan tertinggi, sumber daya manusia bisa ditingkatkan sehingga nanti anak-anak kita punya peluang lebih besar apakah mau berwirausaha, akan menjadi pegawai, apakah ingin terjun di ekonomi kreatif apapun. Kalau SDM-nya itu sudah unggul maka akan mendapat peluang lebih luas," tambah Atikoh.