Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi mengatakan, serangan siber meningkat akhir-akhir ini dan harus diantisipasi peningkatannya jelang pelaksanaan Pemilu 2019.
"Dari Januari hingga Oktober 2018, BSSN mendeteksi 207,9 juta serangan trojan dan 36 juta aktivitas malware yang paling banyak menyerang domain ac.id, co.id, dan go.id," ujar Djoko, seperti dilansir Antara, Kamis (13/12/2018).
Baca Juga
Sebelumnya, BSSN melaporkan telah terjadi 143,6 juta serangan siber sepanjang Januari hingga Juni 2018. Kini jumlahnya terus meningkat.
Advertisement
Menurut Djoko, dalam 10 bulan terakhir serangan siber terus meningkat. Oleh karena itu perlu diantisipasi.
"Selain itu juga terdapat 2.363 pengaduan publik dengan persentase 61 persen berupa fraud (gangguan)," ucapnya.
Menurut Djoko, potensi ancaman serangan siber terus berkembang semakin pesat, bahkan lebih cepat dari perkembangan teknologi dan kemampuan antisipasinya.
Hal itu, kata dia, berisiko mengakibatkan krisis di segala bidang dengan skala penyebaran massif.
"Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi berbagai pemangku kepentingan keamanan siber nasional untuk membangun kepercayaan, kapabilitas dan mekanisme koordinasi yang cepat dalam mendeteksi ancaman serangan siber sehingga ancaman dan serangan dapat ditangani dengan baik dan tidak meluas," papar Djoko.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Gelar Seminar
Oleh karena itu, BSSN menggelar Seminar Diseminasi Ancaman Siber tahun 2018 dengan tema Mewujudkan Ruang Siber yang Kondusif dalam Rangka Mendukung Penyelenggaraan Pileg dan Pilpres Tahun 2019 dengan pembicara dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
Kemudian juga Bareskrim Polri, PT Telkom, dan praktisi IT terkemuka dihadirkan untuk mendiskusikan tren ancaman siber beserta skema langkah antisipasinya.
Perwakilan berbagai institusi terkait keamanan ranah siber Indonesia dari sektor pemerintah, infrastruktur informasi kritikal nasional, dan ekonomi digital hadir untuk mendapatkan informasi terkini hasil deteksi ancaman siber 2018 dan prediksi ancaman siber 2019.
Terutama, kata Djoko, yang terkait dengan gangguan penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2019 mendatang.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan sekaligus, kesadaran, kepedulian serta kewaspadaan seluruh pihak terkait keamanan ranah siber agar selalu siap menghadapi ancaman siber, utamanya yang terkait dengan penyelenggaraan pileg dan pilpres," jelas Djoko.
Advertisement