Bogor Kota Lakukan Deklarasi Pemilu Damai 2019

Adanya potensi-potensi konflik, bila terjadi akan sulit untuk mengembalikan ke kondisi semula, sehingga harus diantisipasi jangan sampai pecah konflik akibat Pemilu.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 28 Des 2018, 12:29 WIB
Diterbitkan 28 Des 2018, 12:29 WIB
Gerakan Melindungi Hak Pilih
Warga menunjukan pin anti golput usai melakukan pendaftaran daftar pemilih tetap (DPT) di kawasan Car Free Day, Jakarta, Minggu (21/10). Pos pendaftaran ini bertujuan mendata warga yang belum terdaftar dalam DPT Pemilu 2019. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Bogor - Polresta Bogor Kota, Polda Jawa Barat menggelar Deklarasi Pemilu Damai 2019. Deklarasi itu digelar bersama sejumlah unsur yang terdiri atas KPU, Bawaslu, Partai Politik, Forkopimda Kota Bogor, tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan mahasiswa, dan LSM.

Acara tersebut dibuka oleh Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto yang optimistis pelaksanaan Pemilu 2019 di Jawa Barat, khususnya di Kota Bogor berjalan aman, tertib, dan lancar.

"Di tahun 2018 ini banyak acara besar terselenggara, seperti Asian Games, dilanjut Asian Para Games yang semuanya berjalan lancar, begitu juga dengan Pemilu 2019 ini kita harapkan begitu," ujar Agung, seperti dikutip dari Antara, Jumat (28/12/2018).

Agung mengatakan, situasi Pemilihan Presiden saat ini ada dua calon presiden yang tentunya menciptakan dualisme di masyarakat. Situasi-situasi ini, kata dia, harus bisa diatasi agar dualisme tidak memicu konflik.

"Tokoh agama sebagai mesin pendingin (cooling system), menyampaikan kepada masyarakat dalam setiap pertemuan, agar situasi tetap sejuk," kata Agung.

Agung kemudian mengingatkan tantangan derasnya arus informasi melalui media sosial, sehingga memerlukan kedewasaan diri untuk menyaring informasi yang benar-benar teruji kebenarannya.

Ia juga mengingatkan, adanya potensi-potensi konflik, bila terjadi akan sulit untuk mengembalikan ke kondisi semula, sehingga harus diantisipasi jangan sampai pecah konflik akibat Pemilu.

"Contoh di Maluku pernah terjadi konflik, sulit sekarang mempersatukan, bahkan rumah-rumah terpisah. Masyarakat Jabar tentu tidak mau adanya potensi konflik tersebut," kata Agung.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Pemilu Terberat

Ilustrasi Pemilu 2019
Badut berbentuk kotak suara Komisi Pemilihan Umum (KPU), ondel-ondel, dan marching band ikut meramaikan pawai Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Minggu (23/9). (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan, masyarakat internasional menilai Pemilu di Indonesia sebagai pemilu tersulit dan terberat yang pernah ada di dunia.

"Tetapi, dengan kesulitan tersebut, sejarah mencatat sekelumit, atau serumit apapun pemilu di Indonesia, berjalan dengan damai dan lancar. Banyak di negara lain pemilunya lebih sederhana, tapi rusuh, pemilunya simple tapi 'chaos' (kacau)," kata Bima.

Bima mengatakan, jika semua orang yang hadir dalam deklarasi damai ini sepakat untuk menjalankan Pemilu yang damai, maka Kota Bogor akan damai. Dia mnilai, semua itu bisa tercapai dengan adanya kepercayaan.

Dan, kata dia, hasil survei menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap demokrasi terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2009 tingkat kepercayaan masyarakat 70 persen, lalu di Pemilu 2014 meningkat menjadi 76 persen, dan tahun ini naik signifikan 83 persen.

"Tingkat kepercayaan ini terbilang tinggi di dunia, banyak negara lainnya seperti di Afrika punya persoalan terhadap kepercayaan," jelas Bima.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya