Liputan6.com, Jakarta - Sebagai kota yang terbilang padat di Indonesia, Kota Depok berusaha menjadi pioner dalam mengatasi persoalan sampah perumahan.
Masalah sampah yang dihasilkan dari 2,033 juta jiwa ini kian menjadi polemik yang kerap dialami oleh beberapa kota satelit, di tengah sedikitnya lahan untuk pembuangan sampah.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Daerah Kota Depok melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) mematenkan Program Pemilihan Sampah dengan label "Partai Ember".
Advertisement
Program sosialisasi ini merupakan lanjutan dari program bank sampah yang sudah berlangsung sejak 2011.
Seperti dinukil dari www.rumah.com yang ditulis Sabtu (5/3/2016) Burhanudin, Kepala Seksi Operasional DKP Kota Depok menerangkan program partai ember ini merupakan bentuk nyata pemerintah Kota Depok, sebagai kota pertama pencetus program bank sampah setingkat nasional.
"Kemudian, setelah itu banyak kota lain seperti Bogor, Tangerang, DKI Jakarta, Cimahi, dan sebagian kota di Kalimantan, akhirnya mengikuti program kami. Untuk itu, dengan kata lain Partai Ember ini adalah simbol paten bahwa program pilih sampah dengan teknik ember adalah buah pemikiran dari Kota Depok," tambah Burhanudin.
Program partai ember diyakini dapat menyadarkan masyarakat Depok, terutama yang tinggal di bantaran sungai atau kali, untuk lebih disiplin dalam menjaga kebersihan. Burhan menyadari mengubah kebiasaan masyarakat tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Kendati sudah dilakukan sosialisasi sebanyak 500 kali selama 2015, DKP Kota Depok belum melihat adanya perubahan yang signifikan. Untuk itu, pihaknya akan menambah sosialisasi sehingga mencapai 600 kali yang akan disebar ke seluruh kecamatan kota Depok pada 2016.
Burhanudin menambahkan, Pemda Kota Depok menganggarkan dana sebesar Rp 200 juta untuk menyelenggarakan program ember pada 2016.
Anggaran tersebut akan digunakan untuk menyediakan ember-ember sebagai wadah pilih sampah organik dan non-organik yang akan mewadahi 25 kepala keluarga dengan ember berukuran kecil.
Bentuk sosialisasi "partai ember" yang dilakukan oleh Pemda Kota Depok diwujudkan dengan simulasi peraga kepada ibu-ibu rumah tangga yang sudah dilakukan pada Januari 2016.
Selain dilakukan peraga juga dilakukan penobatan Indra Bekti sebagai Duta Partai Ember oleh Wakil Walikota Depok, Nur Mahmudi.
Program Bank Sampah sendiri memiliki metode pilah sampah rumah tangga yang nantinya setiap warga ikut memilah sampah yang terbagi menjadi organik dan non-organik pada sebuah ember besar.
Ada pun ember-ember tersebut disediakan oleh DKP Kota Depok dan Kelurahan setempat. Pada akhirnya sebagian sampah akan diangkut oleh DKP Kota Depok ke TPA Cipayung, dan sebagian lagi akan dijadikan pupuk kompos dan olahan sampah yang bisa didaur ulang.
Mengenai penamaan partai ember lebih lanjut, Burhanudin juga menjelaskan nama tersebut diambil dari singkatan Efisiensi, Mudah, dan Bersih. Selain itu bertujuan juga agar mudah diingat oleh masyarakat dan mengurangi stigma negatif dari istilah partai.
"Meskipun masyarakat apatis terhadap partai politik, atau selama ini masyarakat cukup sensitif dengan kepartaian, setidaknya Partai Ember tidak menyebalkan dan bahkan sangat menguntungkan," ujar Burhanudin.
Pemda Kota Depok berharap, dengan adanya program ini akan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk bergerak bersama mewujudkan Kota Depok yang bersih, nyaman, dan sehat. (Kantri M/Ahm)
foto: depok.go.id