Liputan6.com, Jakarta Pernah mendengar desain interior bernama Art Deco? Gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II ini banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, bahkan perhiasan.
Sejatinya, gaya ini pernah mengalami puncak popularitas pada tahun 1920 hingga 1939. Dalam perjalanannya, Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme, serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia.
Baca Juga
Meskipun banyak gerakan desain yang mempunyai akar atau maksud politik maupun filsafat, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.
Advertisement
Sebenarnya, inspirasi gaya ini bisa dirunut kembali ke zaman kuburan Mesir kuno. Secara khusus, penemuan kubur Raja Tut pada tahun 1920 membuka pintu lebar terhadap gaya ini.
Garis yang tegas, warna-warna yang kuat, dan fitur-fitur arsitektural yang berbentuk zig-zag, ditambahkan ke dalam objek-objek yang diletakkan di dalam kubur, untuk menghibur dan mencerahkan raja yang sedang tertidur.
Tahun 1925 berbagai bangunan mengaplikasikan elemen-elemen yang menuju ke gaya Art Deco. Contohnya adalah Stasiun Kereta Api Eliel Saarinen di Helsinki, Finlandia 1904 – 1914.
Dengan empat figur raksasa, setiap figurnya memiliki Globe of Light atau bola lampu, yang sangat esensial bagi Art Deco.
Sejalan dengan pengaruh perkembangan zaman, Art Deco pun dikarakterkan dengan penggunaan material seperti aluminium, stainless steel, kaca, kayu, dan batuan alam.
Tema populer lain dalam Art Deco adalah bentuk-bentuk bersifat trapezoid, zigzag, geometri, dan puzzle, yang banyak terlihat pada karya seni maupun interior hunian.
Beminat menuangkan gaya ini ke dalam rumah Anda? Coba pelajari terlebih dahulu apa saja yang harus diperhatikan sebelum mulai mendesain, seperti dikutip Rumah.com.
Pertama, diperlukan jiwa seni dan imajinasi tinggi saat hendak mengaplikasikan gaya interior Art Deco. Ini karena desainnya akan tampak menarik, bila Anda berhasil memadukan bentuk, ornamen, dan tekstur yang kontras namun tetap senada.
Kedua, tidak terpaku dengan warna. Gaya Art Deco tidak memiliki batasan warna, berbeda dengan desain minimalis atau modern. Oleh karena itu Anda dapat mengkreasikan berbagai warna dalam sebuah ruangan, termasuk warna terang yang mencolok.
Ketiga, penggunaan material. Tak hanya warna, Art Deco juga tidak mengenal batasan dalam penggunaan material. Hanya saja dibutuhkan karakter khusus seperti yang sudah dijelaskan diatas, agar refleksi gaya ini semakin kental.
Keempat, pemilihan furnitur. Dekorasi pun menjadi aspek lain yang tidak kalah penting dalam mengadopsi gaya Art Deco. Mudahnya, Anda bisa mengaplikasikan wallpaper, karpet, kaca besar, lampu hias, dan furnitur lain yang khas dengan unsur Art Deco.
Dan berikut Rumah.com rangkum berbagai contoh inspirasi seputar interior hunian bergaya Art Deco.
Foto: freshome.com