Konsep Hunian Mixed Used Bisa Dongkrak Penjualan di Tangerang

Ada banyak cara yang dilakukan oleh sejumlah pengembang untuk bisa menggaet konsumen. Selain promo menarik, konsep juga penting.

oleh Kantrimaharani diperbarui 21 Sep 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2016, 19:00 WIB
Konsep Hunian Mixed Used Bisa Dongkrak Penjualan di Tangerang
Ada banyak cara yang dilakukan oleh sejumlah pengembang untuk bisa menggaet konsumen. Selain promo menarik, konsep juga penting.

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak cara yang dilakukan oleh sejumlah pengembang untuk bisa menggaet konsumen. Selain promo menarik, juga konsep hunian itu sendiri.

Manager Marketing GNA Group untuk Perumahan Agate The Golden Stone,Danang Sutowijoyo mengatakan, ada karakteristik yang berbeda pada konsumen menengah atas dalam memilih properti.

“Tidak hanya lokasi, biasanya mereka juga mempertimbangkan adanya fasilitas lain yang bisa menguntungnya (investasi),” katanya.

“Di Tangerang, khususnya Serpong, sebenarnya sudah menjadi lokasi segitiga emas yang dipandang sebagai lokasi terbaik untuk investasi properti. Namun, penawaran konsep hunian yang bisa menunjang investasi masih sangat sedikit,” ia menambahkan.

Ia juga menyebutkan ada beberapa alasan mengapa Serpong dikatakan sebagai lokasi segitiga emas yang baik untuk dijadikan investasi.

Antara lain akses tol yang saling terintegrasi, perkembangan pusat perbelanjaan, dan sudah banyak sekali pengembang besar dan ternama membangun kota mandiri di daerah tersebut.

“Artinya, ada sesuatu yang baru. Di saat masyarakat Jakarta sudah jenuh dengan properti yang itu-itu saja di Jakarta, mau tidak mau mereka bergeser ke pinggir Jakarta yang menawarkan mal-mal baru dan unik. Sambil mereka rekreasi dan berbelanja, mereka juga mencari peluang investasi,” tambahnya.

Salah satu konsumen yang melirik Serpong untuk dijadikan tempat berinvestasi, Michael Oeng mengatakan, lokasi ini akan menjadi tujuan perkembangan bisnis baru.

“Akan ada perkantoran baru, pusat perbelajaan yang beravariasi hadir dengan inovasi yang tidak monoton. Otomatis, bisa menjadi magnet konsumen dari wilayah lain untuk mempertimbangkan wilayah ini, minimal mereka tertarik untuk datang dan melihat-lihat,” kata Michael seperti dikutip dari Rumah.com.

Danang pun mengamini. Menurutnya, banyak konsumen yang membeli rumah di Serpong karena tidak sengaja melihat hunian tersebut saat mereka hendak mengunjungi Summarecon Mall Serpong atau AEON Mall.

“Kebanyakan konsumen mengatakan, setiap kali mengunjungi Summarecon atau AEON Mall, mereka takjub akan pertumbuhan dan perkembangan baru di sekitar lokasi tersebut. Khususnya adalah perumahan,” katanya.

Melihat peluang positif di mata konsumen, biasanya pengembang membuat strategi menarik untuk meningkatkan angka penjualan. Salah satunya dengan menggunakn konsep ‘Mixed Used” (kombinasi hunian).

Seperti Perumahan Agate yang ada di kawasan The Golden Stone. Perumahan ini membuat konsep hunian yang dilengkapi dengan area komersial seperti apartemen, ruko, dan perkantoran.

“Dengan konsep mixed used tersebut, perumahan ini sudah laku terjual sebanyak 20 unit dari proyeksi pembangunan unit sebanyak 191 unit. Padahal, baru dipasarkan sedari Agustus 2016. Kebanyakan konsumen berharap bisa membuka usaha di sekitar tempat tinggal,” katanya.

Berdasarkan penelusuran Rumah.com, harga rumah di The Golden Stone dibanderol sebesar Rp910 juta – Rp1,8 miliar. Bahkan, menurut pengembang bila penjualan mengalami progres pada bulan ketiga, besar kemungkinan akan naik berkisar Rp11 juta – Rp20 juta.

Feature picture: The Golden Stone

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya