Kenali Empat Skill Agen Properti Profesional

Pertama, agen harus punya kemampuan mendengar dan membaca konsumen.

oleh Fathia Azkia diperbarui 01 Nov 2016, 17:45 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 17:45 WIB

Liputan6.com, Jakarta Profesi broker properti saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Bila dulunya orang menganggap agen properti sebagai pekerjaan sampingan, nyatanya kini banyak yang sukses dan mapan dari hasil menekuni bidang jasa satu ini.

Fungsi dari agen ialah menjembatani investor atau pembeli dengan penjual. Keberadaannya sangat membantu para penjual atau pembeli yang ingin membeli, menyewa, dan menjual properti yang diinginkan.

Demi memaksimalkan tugasnya, agen dituntut untuk piawai dalam mempresentasikan produk properti yang dijualnya. Karena jika tidak, ia akan kesulitan meyakinkan calon pembeli untuk melakukan transaksi. Lantas apa saja kecakapan lain yang mesti dipunyai agen?

1. Jiwa enterpreneur

Seorang agen sebaiknya mendalami secara penuh jiwa enterpreneur alias pengusaha dan bukan karyawan. Mengapa demikian?

Aturan main agen properti biasanya menentukan sendiri jam kerjanya, berikut juga jumlah hari kerja dalam satu minggu atau satu bulan (management time).

“Inilah yang disebut kerja sebagai pengusaha. Meski waktu kerjanya fleksibel, namun Anda tetap harus berkomitmen tinggi mengejat target agar apa yang Anda jalani tidak sia-sia,” ujar Marketing dari ERA Emerald, Handi Asbar.

Hal ini pun diamini Co-Founder Margonda Realty sekaligus Praktisi Properti, Rachmad Udaya.

Managing time memang harus dipunyai seorang agen, terutama bagi mereka yang memilih menjadi agen properti independen (bukan tergabung dalam agensi). Mereka mau tidak mau harus lebih maksimal dalam mengolah database dan me-manage prospek penjualannya,” katanya.

(Simak juga: Cerdik Menemukan Agen Properti Profesional)

2. Gaya berbicara

Agen profesional sudah pasti pandai dalam berbicara. Pandai yang dimaksud bukan pandai dalam memutar kata, melainkan pandai dalam mengolah kata dan memberi banyak wawasan bagi klien atau orang lain yang diajak bicara.

Business sound expert, Julian Treasure, memberi singkatan HAIL to greet and acclaim enthusiastically (menyapa dan memuji dengan antusias) sebagai pondasi berbicara yang powerful.

H – Honesty (Kejujuran)
Berbicara dengan benar dan jelas. Tidak menyembunyikan sesuatu atau bermaksud mengelabui klien atau rekanan Anda.

A – Autenticity (Keaslian/jadi diri sendiri)
Otentik adalah menjadi diri sendiri. Anda tidak berusaha menjadi orang lain atau berpura-pura menjadi orang yang berbeda.

I – Integrity (Integritas)
Bersikap sesuai dengan apa yang Anda katakan. Integritas didapatkan ketika apa yang Anda ucapkan benar-benar dilakukan.

L – Love (Cinta)
Cinta di sini tidak berkaitan dengan hal romantis. Melainkan mencintai orang lain dengan tulus dan mengharapkan yang terbaik untuk klien Anda.

3. Ahli Negosiasi

Rachmad kepada Rumah.com berbagi tahap demi tahap yang ia lakukan sebelum dan sesudah bernegosiasi. Intinya, diperlukan banyak latihan untuk menjadi ‘ahli negosiasi’ dengan cara rutin bertemu banyak tipe konsumen.

  • Pertama, agen harus punya kemampuan mendengar dan membaca konsumen. Jika ia sudah bisa memahami ini, selanjutnya agen akan tahu apa kebutuhan dan karakter konsumen.

  • Lalu agen juga dituntut pandai dalam bertanya. Langkahnya bisa diawali dengan obrolan ringan kemudian menggali poin-poin yang diprioritaskan konsumen itu sendiri.

  • Setelah menyelesaikan dua tahap diatas, kini giliran agen mempresentasikan produk properti yang sekiranya cocok dengan selera konsumen. Jangan sodorkan semua listing, melainkan diseleksi.

    “Misal, pilihkan dua atau tiga perumahan yang letaknya dekat dengan stasiun kereta KRL dikarenakan konsumen memerlukan transportasi ini untuk bekerja,” tutur Rachmad.

  • Sepanjang presentasi berlangsung, tak jarang konsumen akan memberi banyak sanggahan. “Jangan sekali-kali menunjukkan emosi Anda, tetapi tanggapi komentar ini dengan halus dan beri sudut pandang lain yang bisa ia percaya,” imbuhnya.

    Namun dalam memberi pandangan, agen disarankan tidak boleh berbohong apalagi memberi janji yang belum tentu benar.

  • Setelah presentasi selesai di sinilah letak negosiasinya. Beri konsumen gimmick atau pemanis yang mungkin ia suka seperti posisi rumah yang berada paling depan, ada free biaya surat-surat, atau gratis kitchen set.

  • Skill terakhir yang belum tentu semua agen punya adalah ikhlas, sabar, dan positif.

    “Penolakan itu biasa. Makanya kalau Anda tidak ikhlas, aura negatif bisa saja melekat di hati dan pikiran sehingga Anda akan terus menularkan aura ini ke konsumen lain. Alhasil, image Anda lama kelamaan akan memburuk,” tandasnya.

(Simak juga: Jangan Cuma Narsis, Agen Properti Harus Jago Eksis)

4. Jago padu-padan

Redaktur Mode dan Kecantikan Majalah Pesona, Erin Metasari, menyarankan para agen properti untuk lebih apik saat mix and match penampilan bekerja. Ini ditujukan agar rasa percaya diri dan kesan profesional dapat terekam dengan baik di mata klien.

“Menurut penelitian terbaru yang saya baca, warna baju yang cocok dengan warna kulit adalah merah, dusty pink, ungu terong, dan biru tua. Keempat warna ini rupanya bisa dikenakan baik oleh yang berkulit hitam maupun Asia,” ia menerangkan

Sebagai agen properti, penampilan formal merupakan poin wajib yang harus dipatuhi, terutama saat hendak bertemu dengan klien penting.

“Blazer merupakan salah satu item yang tidak boleh tertinggal. Untuk warna, navy blue dan abu-abu paling match dengan warna kemeja atau inner apa saja. Jika ingin sedikit menghadirkan kesan kasual, kombinasikan dengan celana bahan warna krem,” pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya