Liputan6.com, Jakarta Menurut data dari BPS (Biro Pusat Statistik), sejak tahun 2008 hingga 2015 telah terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia sekitar 10%. Dari 6,2 juta pada 2008 meningkat menjadi 10,4 juta di 2015.
Dan hingga Agustus 2016 ini, jumlah kunjungan wisatawan asing sudah masuk di angka 7,36 juta atau naik sekitar 8% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Simak juga: 5 Hotel Terpopuler di Instagram Sepanjang Tahun 2016
Advertisement
Seperti yang dikutip dari Rumah.com, kondisi ini menurut Christy Megawati, Business Development Manager STR Global, memang menunjukan bahwa apa yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata sedikit banyak berdampak bagi perkembangan dan pengembangan bisnis perhotelan di Indonesia.
Sekalipun apa yang telah dilakukan oleh pemerintah belum berdampak secara maksimal, tapi paling tidak dengan adanya promosi untuk beberapa destinasi wisata semakin menggenjot kedatangan turis asing untuk mengunjungi Indonesia. Sebut saja beberapa lokasi wisata yang mulai jadi primadona seperti Raja Ampat, Pulau Komodo, dan yang lainnya.
Dan jika kita breakdown, berdasarkan survey yang dilakukan oleh Leads Property, wisatawan asing yang paling banyak berkunjung ke Indonesia ternyata berasal dari 5 negara. Mulai dari Cina (15,79%), Malaysia (14,05%), Jepang (10,93%), Arab Saudi (9,24%), dan Singapura (8,84%). Dimana total kunjungan dari ke-5 negara tersebut sekitar 800 ribu turis asing.
Hal seperti tentunya memang membawa dampak positif bagi bisnis perhotelan di Indonesia. Potensi kunjungan wisatawan –baik dari dalam dan luar negeri– yang sangat besar ini membuat para operator hotel –termasuk juga operator hotel internasional– mencoba melihat prospek menarik dari bisnis perhotelan di Indonesia.
Bagi Indonesia sendiri, jelas ini adalah sebuah potensi bisnis yang bisa mendatangkan devisa bagi Negara. Karena setiap turis asing yang datang ke Indonesia rata-rata mengeluarkan 1.100 – 1.200 dollar AS per kunjungan (sumber: PHRI).
Pada akhirnya sektor pariwisata pun memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Setidaknya pada tahun 2016 saja sektor pariwisata memberikan kontribusi sekitar 4% dan rencananya pemerintah juga akan meningkatkan menjadi 8% pada tahun 2020. Karena itu Pemerintah berharap hingga tahun 2020 jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia bisa mencapai 20 juta turis.
Sementara beberapa proyek hotel baru yang akan menjadi proyek unggulan selama 4-5 tahun kedepan sebagai berikut: dua hotel Sofitel, lima hotel Pullman, satu hotel Grand Mercure dan Mgallery, sepuluh hotel Novotel, dan puluhan hotel Mercure dan Ibis.
Dan saat ini di Bali terdapat beberapa hotel bintang lima yang sedang dalam proses pembangunan, seperti: Jumeirah di Jimbaran (104 kamar), Marriott Saba Bay Resort di Gianyar (200 kamar), Amari di Pecatu Bali (435 kamar), The Westin Ubud Resort & Spa (110 kamar), dan Waldorf Astoria Bali Uluwatu (98 kamar).
Secara akumulasi data, seperti yang disampaikan oleh Ferry Salanto, Senior Asociate Director dari Research Collier International, kondisi supply hotel yang ada di Jakarta dalam 4-5 tahun kedepan juga cukup menarik.
Hingga Q3-2016 ada sekitar 38.483 kamar hotel di Jakarta. Terdiri dari 10.665 kamar hotel bintang 3, 15.217 kamar hotel bintang 4, serta 12.590 kamar hotel bintang 5, dan sisanya 3.443 diharapkan bisa masuk untuk mengisi supply kamar hotel yang ada di Jakarta.
Foto: Pixabay
Achmad Fachrezzy