Liputan6.com, Jakarta Harga rumah yang terus meningkat setiap tahunnya membuat banyak orang beranggapan bahwa punya rumah sendiri adalah hal yang mewah. Dan saking mahalnya harga rumah maka kepemilikan rumah sekaligus bisa menjadi aset investasi yang menjanjikan.
(Baca juga: Mau Punya Rumah dalam Waktu Setahun? Bisa!)
Baca Juga
Menjanjikan karena tidak hanya nilainya yang terus meningkat, Anda pun jadi bisa menghemat pengeluaran uang sewa rumah yang memiliki porsi cukup besar pada anggaran bulanan jika sudah memiliki rumah sendiri.
Advertisement
Namun, pendapatan yang terbatas dan gaya hidup yang konsumtif kerap menjadi kendala terbesar banyak orang ketika akan menabung untuk membeli rumah. Padahal, meskipun harga rumah semakin mahal Anda tetap bisa mengakalinya dengan beberapa strategi menabung dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun.
Lalu bagaimana cara mengelola keuangan secara disiplin namun tetap fleksibel? Simak beberapa tips dari Rumah.com yang dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini.
1. Buat Anggaran Bulanan
Anda bisa mulai program menabung uang muka atau DP rumah jika sebelumnya sudah memahami alur pengeluaran dan pemasukan setiap bulannya. Setelah mengetahui anggaran bulanan, kurangi pengeluaran berdasarkan skala prioritas.
Dari sisa uang yang ada, maka Anda bisa menentukan berapa nominal yang ingin ditabung. Anda bisa menggunakan beberapa aplikasi tagihan di ponsel pintar untuk membantu perhitungan keuangan secara teliti.
2. Tabungan Deposito
Sebelumnya Anda perlu mengetahui berapa besaran uang muka yang Anda butuhkan. Selanjutnya tentukan jangka waktu menabung berdasarkan nominal uang yang bisa ditabung setiap bulannya.
Manfaatkan fasilitas deposito dari bank yang menarik uang secara otomatis dari rekening tabungan setiap bulan. Cara ini terbilang cukup efektif karena ada biaya denda yang dikenakan apabila Anda terpaksa ingin menarik uang sebelum jangka waktu yang ditentukan.
3. Simpan Pendapatan Ekstra
Selain pendapatan rutin yang didapat setiap bulannya, terkadang ada beberapa pemasukan tak terduga yang mungkin Anda dapatkan. Salah satu contohnya ialah bonus tengah tahun atau tunjangan hari raya (THR).
Dengan menyimpan minimal 50 persen dari pendapatan tak terduga tersebut maka tabungan uang muka Anda bisa lebih cepat terkumpul!
4. Pindah ke Kontrakan Lebih Kecil
Tidak ada salahnya bersusah payah dahulu sebelum akhirnya membeli rumah idaman. Jika saat ini Anda tinggal di indekos mewah atau apartemen dua kamar tidur, ada baiknya pindah ke ukuran kontrakan yang lebih kecil atau sederhana. Langkah ini bisa menghemat pengeluaran sewa hingga 30 persen.
5. Bekerja Sambilan
Mengurangi pengeluaran adalah salah satu cara yang tepat untuk berhemat. Akan tetapi jika Anda menambah penghasilan dari bekerja sambilan akan lebih efektif guna mencapai tujuan menabung.
Untuk itu cari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan misalnya dengan menjual sarapan pagi atau camilan di tempat bekerja, atau berjualan menjadi dropshipper atau reseller secara online.
6. Cari Bank dengan Suku Bunga Terendah
Setelah tabungan untuk uang muka terkumpul, lakukan riset mendalam tentang beberapa perbankan yang menawarkan fasilitas cicilan KPR. Pilih bank yang menawarkan cicilan dengan suku bunga terendah meskipun hanya berjalan tetap (fix) dalam beberapa tahun saja.
(Baca juga: Cermati 3 Tanda Anda Butuh Refinancing KPR)
Jangan khawatir, setelah suku bunga fix berakhir, Anda bisa mengajukan refinance ke lembaga perbankan lain yang menawarkan suku bunga rendah lainnya. Refinance merupakan sistem penilaian ulang rumah yang telah Anda beli secara kredit.
Penilaian ulang ini bisa dilakukan bank tempat Anda mengajukan KPR atau bisa juga di bank lainnya. Selamat Mencoba!
Nah, jika tabungan untuk uang mukanya sudah terkumpul dan juga sudah menemukan bank dengan bunga cicilan KPR yang rendah, maka langkah selanjutnya Anda hanya tinggal mencari rumahnya saja. Untuk perumahan dengan harga di bawah Rp200 jutaan, simak puluhan pilihannya di sini!
Foto: Pexels
Isnaini Khoirunisa