Liputan6.com, Jakarta Kendati kondisi perekonomian Indonesia masih dalam tahap recovery, nyatanya bisnis jasa agen properti disinyalir tetap berjalan baik lantaran mampu mempertahankan diri terhadap situasi yang ada.
Hal ini terbukti saat krisis ekonomi tahun 1998 silam, di mana ketika semua bisnis dan industri ‘tiarap’, faktanya bisnis property brokerage malah mengalami ‘jaman keemasan’.
Country Director Century 21 Indonesia, Hendry Tamzel, kepada Rumah.com menyebut, industri broker properti saat ini sudah semakin beranjak dewasa.
Advertisement
Di mana semua stakeholders yang terlibat di dalamnya memiliki profesionalisme dengan mengkombinasikan antara sebuah sistem management individu, management kerja dan management profesi yang dikelola dengan baik.
Baca juga: Mau Jadi Agen Properti Sukses? Perbanyak Stok Sabar!
“Tidak seperti broker properti zaman dahulu, yang dapat berjalan meski dengan bersolo karir. Broker tradisional bekerja tidak mementingkan kolaborasi (networking) dan management yang professional, sehingga tidak sedikit yang layu sebelum berkembang,” ujarnya di sela-sela acara IPAF (Indonesia Property Agent Fest) 2017.
Hendry mengatakan, sekarang ini cara-cara tradisional sudah tidak lagi ampuh menghadapi market competition yang semakin ketat. Industri property brokerage modern yang profesional berpijak dari friendship base proses.
Di mana setiap orang yang masuk ke industri ini sudah mengerti bahwa semua aspek dalam bisnis ini dijalankan dengan management system, sehingga membuat industri agen properti lebih sustainable (berkesinambungan).
Melalui acara IPAF 2017 yang dihadiri sekitar 1.000 agen properti se-Jabodetabek serta beberapa kota besar di Indonesia, Hendry mengajak agar semua agen properti berorientasi kepada sebuah komunitas pemasar properti.
Di mana antara satu pemasar dengan pemasar lain memiliki ikatan emosional sebagai sebuah keluarga yang saling membantu dan berbagi.
Baca juga: 8 Panduan untuk Memulai Karir Sebagai Agen Properti
“Property brokerage community yang kuat, akan mampu mendistribusikan semua service lebih cepat dengan harga yang rasional sehingga konsumen lebih terpuaskan. Dengan komunitas yang solid, maka orientasi kepada pasar itu bisa lebih jelas dan fokus. Tak ayal keberhasilan dari bisnis broker properti itu berkaitan erat dengan Human Management,” jelasnya.
IPAF 2017 sendiri diadakan selain sebagai wadah para property agent membangun jaringan profesionalisme dalam sebuah komunitas di bidang transaksi properti, juga untuk memberikan motivasi kepada seluruh agen properti dalam menghadapi tantangan yang ada di dunia properti.
Secondary Lebih Mendominasi
Sementara itu Associates Executive Director Century 21 Indonesia, Daniel Handojo menyatakan dalam tiga tahun terakhir, perusahaan memang berorientasi memperkuat property brokerage community.
Ia optimis, dengan cara ini bisa memperkuat perseroan sebagai market leader dan rujukan konsumen serta pebisnis properti di Indonesia.
“Strategi telah membuahkan hasil dengan meningkatnya pertumbuhan transaksi, yang tahun ini kami prediksi naik hingga 20 persen dibanding tahun 2016.”
“Menurut catatan, di bulan Agustus 2017 diketahui transaksi properti lebih didominasi pasar secondary sebesar 60%. Sedangkan dari primary market mampu menyumbang 40%. Berdasarkan wilayah, penjualan terbanyak disumbangkan oleh wilayah Jabodetabek,” katanya.
Advertisement