Liputan6.com, Jakarta Meski sempat turun sebesar -0,57% pada kuartal I 2017 (Q1), pergerakan median harga rumah tapak di bawah Rp600 juta di Surabaya, Jawa Timur, kembali menanjak signifikan selama Q2 2017. Hal ini merujuk pada data terbaru Rumah.com Property Index.
Jika dipantau dari awal tahun 2016 silam, median harga rumah di Q2 2017 merupakan yang tertinggi yakni mencapai Rp7,5 juta per meter perseginya atau naik 6,45%.
Penyebaran lokasi hunian seharga kurang dari Rp600 di Surabaya juta cukup beragam. Di area timur, konsumen bisa menyasar daerah Rungkut dan Gunung Anyar.
Advertisement
Sedangkan di sisi barat dan utara Surabaya, kawasan Lakarsantri dan Kenjeran masih menawarkan pilihan rumah minimalis seharga Rp500 jutaan.
Lihat juga:Â Perumahan Murah di Jawa Timur Klik di Sini
Sebagai ibu kota dari provinsi Jawa Timur, pasar residensial khususnya perumahan tapak di Surabaya memang berkembang sangat pesat. Hal ini seiring dengan pertumbuhan proyek infrastruktur dan moda transportasi massal yang masih dalam tahap perencanaan maupun pengerjaan.
Mengutip Rumah.com, diantaranya yang terbaru adalah proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya. Jika ini resmi terealisasi, maka diperkirakan Jakarta-Surabaya bisa dijangkau dalam waktu kurang dari 5 jam.
Property Index Q2 2017: Pasar Properti Mulai Pulih
Kehadiran kereta cepat pun diharapkan mampu mengurangi tingginya beban penumpang transportasi udara Jakarta-Surabaya dan sebaliknya, serta mengurangi kepadatan di jalan raya.
Layaknya Jakarta, wilayah yang mendapat julukan kota pahlawan ini juga akrab dengan wajah kemacetan setiap harinya.
Tak hanya tinggal diam, Pemerintah setempat mengatasi problem ini dengan merencanakan sejumlah jalur baru untuk menunjang perekonomian kota sekaligus meningkatkan potensi pasar properti.
Sebut saja mulai dari frontage road sisi barat (jalur penyangga di Jalan Ahmad Yani), Midlle East Ring Road (MERR) II-C, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) hingga jalan Lingkar Luar Timur (JLLT).
Selain itu juga ada proyek trem trayek utara ke selatan Kota Pahlawan dimana pengerjaannya akan dilakukan dalam dua loop (fase). Fase pertama membentang dari Jalan Tunjungan hingga menuju Terminal Joyoboyo sepanjang 11,4 kilometer dari total sekitar 17,6 kilometer.
Sedangkan untuk trayek timur ke barat, moda angkutan massal cepat yang akan dikembangkan adalah Light Rail Transit (LRT).