Liputan6.com, Jakarta Ada banyak faktor terkait pergerakan harga yang membuat potensi rumah tapak di Bogor kian menarik. Salah satunya lantaran disokong sektor transportasi yang baik, seperti KRL Jabotabek jurusan Bogor-Jakarta Kota guna mengangkut warga Bogor yang bekerja di Ibukota.
Hal ini senada berdasarkan demografinya, kelompok usia yang menjadi pemukim baru di Bogor rata-rata merupakan kaum produktif. Dan alasan utama mereka membeli rumah di Bogor sebagai tempat tinggal tentu saja berdasarkan harganya yang masih masuk akal.
Baca juga: Perkembangan Rumah Tapak di Bogor Stabil
Advertisement
Bahkan kawasan ini juga menyimpan potensi besar lewat gencarnya pembangunan infrastruktur dengan rencana jaringan jalan Bogor Outer Ring Road (BORR), Bogor Inner Ring Road (BIRR), jalan Poros Tengah Timur (jalur Puncak Dua), dan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Dari rencana tiga seksi tahapan pembangunan BORR, dua di antaranya kini telah rampung. Begitupula dengan pembangunan infrastruktur kereta ringan (light rail transit/LRT) yang digadang-gadang bakal bikin properti di kawasan Bogor meroket.
Dalam IPEX 2018, Marketing Manager Harvest City, Leonard Suprijatna mengatakan, “Sekarang yang banyak diminati itu hunian berharga Rp300 juta – Rp500 jutaan. Produk kelas ini mulai banyak kami kembangkan.”
Harga Baru Naik Maret
Untuk itu, pengembang PT Dwigunatama Rintisprima percaya diri menargetkan penjualan Harvest City mencapai Rp15 miliar dari pameran, seiring makin meningkatnya branding awareness warga Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) terhadap Kota Mandiri seluas 1.350 hektar tersebut.
Terkait harga, Leonard menerangkan pihaknya masih menggunakan patokan harga tahun lalu dan rencananya baru akan naik pada bulan Maret.
Simak juga: Cari Rumah ‘Indent’ di Kabupaten Bogor? Ada!
Hal itu pun diharapkan bisa membantu calon pembeli rumah pertama dari kalangan warga Jabodetabek, untuk lebih tertarik bertempat tinggal di koridor Cibubur-Cileungsi.
Selain itu, demi menarik konsumen juga tersedia berbagai insentif seperti suku bunga KPR 4,68% selama satu tahun pertama. Sedangkan di tahun kedua bunga yang ditetapkan sebesar 8%.
“Bukan hanya suku bunga rendah, konsumen juga tidak dikenakan biaya provisi dan administrasi, lalu booking fee yang semula Rp7,5 juta diringankan menjadi Rp2 juta saja," imbuhnya.
Tertarik punya rumah baru dengan harga di bawah Rp1 miliaran di Bogor? Simak daftar lengkap perumahannya hanya di Perumahan Baru.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Advertisement