Liputan6.com, Jakarta Sebagai kawasan yang tengah berkembang, kebutuhan akan hunian bagi masyarakat ikut meningkat di Provinsi Banten. Selain proyek rumah bersubsidi, kini hunian vertikal juga mulai menjadi alternatif tempat tinggal yang banyak diburu pembeli rumah pertama.
Tren ini berawal dari kota Tangerang Selatan, dimana kehadiran apartemen mulai memadati sejumlah area CBD (Central Business District). Sebut saja kawasan Serpong, pertumbuhan apartemen ini terbilang pesat hanya dalam hitungan tahun.
Baca Juga
Sebagai contoh, Apartemen Jaya Silk Town yang mencatat kenaikan penjualan hingga 251 persen dalam waktu satu tahun. Proyek mixed used garapan pengembang PT Jaya Real Properti Tbk tersebut kini dibanderol harga mulai dari Rp415 juta untuk tipe studio (25,4 meter persegi).
Advertisement
Perlahan namun pasti, sejumlah kota dan kabupaten lain juga mulai akrab dengan gaya hidup hunian vertikal. Bergeser ke Tangerang Kota, sejumlah gedung pencakar langit mulai mengisi kawasan Cikokol.
Baca juga:Â Pasar Properti Tangerang Kian Agresif
Sebut saja TreePark City Apartments dan Ayodhya Residence di Jalan M.H Thamrin. Kedua apartemen ini dibanderol harga mulai dari Rp400 jutaan per unit untuk tipe studio.
Tak mau kalah, kota Cilegon juga mulai menjadi sasaran pengembang dalam berinvestasi apartemen. Bulan Mei lalu, hadir apartemen Greenpark Terrace yang merupakan apartemen pertama di kecamatan Grogol, Cilegon.
Apartemen tersebut digarap oleh LimasLand Group yang membaca kebutuhan hunian vertikal ditengah padatnya lahan yang diisi oleh kawasan industri, pabrik dan permukiman. Apartemen ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp275 jutaan.
Harga Terkoreksi Naik
Bertambahnya jumlah proyek pembangunan apartemen ternyata mempengaruhi kenaikan harga jualnya. Berdasarkan catatan Rumah.com Property Index ditemukan koreksi harga apartemen per meter persegi.
Terdapat kenaikan harga apartemen secara dinamis dari kuartal pertama (Q1) hingga ketiga tahun ini. Di Q1 2017, harga apartemen berada rata-rata di angka Rp18,02 juta per meter persegi.
Property Index Q2 2017: Suplai Properti Banten Turun
Sementara di kuartal kedua, terdapat kenaikan sebesar Rp300.000 hingga mencapai Rp18,31 juta per meter persegi. Di kuartal ketiga, pertumbuhan positif terlihat dari banderol harga Rp18,52 juta per meter persegi.
Hal tersebut bisa menjadi acuan para investor dan end user yang memutuskan ingin bertempat tinggal di hunian vertikal.
Investasi di Banten juga terlihat meningkat pada Q2 2017, terutama pada sektor infrastruktur. Beberapa proyek yang sedang dalam tahap pengerjaan dan pengadaan adalah tol Serang-Panimbang, tol Kunciran-Serpong, tol Serpong-Cinere, dan tol Serpong-Balaraja.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada Q2 tumbuh di kisaran 5,4-5,8% (y-o-y), meningkat dibandingkan Q1 2017. Peningkatan disebabkan momentum Ramadan serta komponen lain yaitu investasi dan ekspor.
Peningkatan kebutuhan masyarakat pada Q2 2017 mendorong pertumbuhan kinerja lapangan usaha industri pengolahan.
Tingkat inflasi pada Q2 2017 diperkirakan berada pada kisaran 4,4 sampai 4,7% (y-o-y), meningkat dibandingkan Q1 2017. Inflasi masih dipengaruhi oleh kenaikan tarif daftar listrik, BBM nonsubsidi, dan belum stabilnya harga cabai.
Selain apartemen, Banten juga menyimpan ratusan perumahan baru dengan harga Rp350 juta – Rp2 miliar. Penasaran di mana saja lokasinya? Klik di sini!
Isnaini Khoirunisa
Advertisement