Dukung Prabowo, Said Aqil Dinilai Melanggar Netralitas NU

Ketua MAM IPNU mengingatkan bahwa netralitas NU adalah harga mati dan tidak bisa ditawar.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 17 Jul 2014, 01:22 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2014, 01:22 WIB
Said Aqil: Tak Ada Pasangan Capres Mendapat Stempel NU
Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Meski secara kasat mata, berdasarkan hasil quick count beberapa lembaga survei yang kredibel, pemenang pemilu presiden 2014 sudah dapat dilihat, tapi masyarakat masih dibuat bingung dengan situasi saling klaim kemenangan yang saat ini terjadi. Jokowi-JK yakin bahwa merekalah yang memenangkan pemilu berdasarkan hitung cepat. Namun pihak Prabowo-Hatta seperti tak mau tinggal diam menerima kekalahan mereka begitu saja.

Kebingungan masyarakat juga dirasakan oleh generasi muda Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam Majelis Alumni Muda Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (MAM IPNU). Situasi saat ini tidak bisa dibiarkan begitu saja sebab dapat menimbulkan kejengahan masyarakat pada politik dan mengurangi legitimasi pemerintah yang akan datang.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari ormas Islam terbesar di Indonesia ini, para anggota MAM IPNU mendesak tokoh-tokoh bangsa untuk mengambil sikap. Secara khusus, mereka mendesak KH Mustofa Bisri selaku Rais Am PBNU untuk melakukan konsolidasi guna terciptanya rekonsiliasi nasional, sehingga stabilitas bangsa terjaga dari kekacauan informasi hasil pilpres saat ini.

Secara terbuka, Ketua MAM IPNU, Imam Syafii mengatakan bahwa dirinya bersama segenap anggota majelis menginginkan Gus Mus, panggilan akrab KH Mustofa Bisri, untuk mengambil sikap dan mengajak segenap masyarakat Indonesia khususnya warga NU untuk tidak terpancing berbagai isu.

"Kami mendesak Gus Mus selaku Rais Am PBNU untuk segera mengadakan rekonsiliasi nasional. Masyarakat sudah dilanda kebingungan akibat situasi politik yang tidak menentu seperti ini. Kami ingin masyarakat khususnya warga NU tidak terpancing berbagai isu yang tidak jelas asal-usulnya terkait hasil pilpres," ujar Imam dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di di Jakarta, Rabu (16/7/2014).

Selain itu, Imam mengatakan bahwa MAM IPNU ingin mengingatkan bahwa netralitas NU adalah harga mati dan tidak bisa ditawar. Karena itu pihaknya menyayangkan sikap ketua umum PBNU yang dengan terbuka menyatakan dukungannya pada salah satu pasangan capres cawapres, meski bersifat pribadi.

Menurut dia, keberpihakan KH Said Aqil Siradj selaku Ketua Umum PBNU dan jajarannya pada salah satu pasangan capres-cawapres, yakni Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sudah menyalahi asas netralitas NU. Karena itu, MAM IPNU berharap ada penjelasan dari Said tentang ini. Dan meminta KH Mustofa Bisri (Rais Am PBNU) menegakkan aturan organisasi demi menyelamatkan "marwah" organisasi nahdliyin.

"Keberpihakan Pak Said (pada salah satu Capres-Cawapres) sangat kami sayangkan. NU dari dulu menjaga netralitasnya. Sikap beliau melukai kami dan segenap kader NU yang memegang tegung netralitas ini. Karena itu, Gus Mus, Selaku pimpinan tertinggi di NU (Rais Am PBNU) bertindak tegas sesuai aturan yang berlaku" pungkas Imam tegas.

Baca juga:

Ketum PBNU: Prabowo Pernah Terapi Gus Dur dengan Tenaga Dalam

Ketum PBNU: Gus Dur Pernah Prediksi Prabowo Jadi Pemimpin

Kedekatan Prabowo dengan NU Dimulai dari Gus Dur

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya