Krisis Air Bersih, Balikpapan Bakal Olah Air Laut Jadi Air Minum

Pembangunan fasilitas pengolahan air laut itu hanya menjadi solusi jangka pendek karena biaya produksinya mahal.

oleh Abelda RN diperbarui 15 Feb 2016, 11:05 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2016, 11:05 WIB
Pemborosan Air Bersih Mencapai Rp.700 Miliar
Petugas memantau kondisi air bersih di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pulogadung, Jakarta, Selasa (12/5/2015). BPK mendapati pemborosan air bersih senilai Rp791,2 miliar di 102 pemerintah kabupaten, kota dan PDAM (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menggandeng swasta dalam mengatasi krisis air bersih bagi 700 ribu warganya. Salah satu perusahaan lokal akan berinvestasi dalam pengolahan air laut menjadi sumber air minum bagi masyarakat Balikpapan.

"Ada swasta yang ingin membangun instalasi pengolahan air laut menjadi air minum," kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendy di Balikpapan, Selasa (5/1/2016).

Rizal mengatakan, perusahaan itu nantinya membangun instalasi pengolahan air laut berkapasitas produksi 50 liter per detik. Mereka nantinya akan menjual air desalinasi itu seharga Rp 15 ribu per kubik.

"Harganya masih masuk dalam hitungan kami. PDAM Balikpapan menjual air seharga Rp 8 ribu per kubiknya sehingga nanti akan kami pikirkan sisa beda harganya," tutur Rizal.


Adanya instalasi pengolahan air laut itu, kata Rizal, menjadi kabar positif bagi warga Balikpapan. Selama ini, warga hanya mengandalkan penampungan air hujan di Waduk Manggar yang kapasitasnya selalu menyusut setiap musim kemarau.

Direktur Utama PDAM Balikpapan Haidir Effendy mengatakan, instalasi pengolahan air laut itu menjadi solusi jangka pendek penanganan air bersih setempat sebelum rencana pipanisasi air baku terealisasi. PDAM Balikpapan sudah berkomitmen membeli seluruh hasil produksi instalasi pengolahan air laut dari pihak swasta ini.

"Nanti harga jualnya akan kami berikan subsidi sehingga tidak memberatkan masyarakat," ucap Haidir.

Adanya tambahan pasokan air ini, lanjut Haidir, setidaknya mampu mengurangi jumlah pelanggan warga yang belum terlayani suplai air PDAM Balikpapan. Saat ini, daftar tunggu pelanggan PDAM Balikpapan mencapai 90 ribu jiwa dan terus meningkat setiap tahunnya.

Hal itu menjadikan krisis air minum menjadi permasalahan klasik Balikpapan setiap musim kemarau. Untuk itu, PDAM telah merencanakan sistem pipanisasi air baku yang menghubungkan Balikpapan dengan Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Sistem tersebut menjadi proyek jangka panjang penanganan krisis air bersih, tetapi membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

"Selain itu, kami akan membangun Waduk Teritip untuk menunjang keberadaan Waduk Manggar sebagai sumber air baku satu-satunya bagi PDAM Balikpapan," ucap Haidar.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya