Liputan6.com, Maluku - Rapat terbatas pembahasan polemik blok Masela yang digelar Presiden Joko Widodo dan kabinetnya di Istana Negara masih menuai sejumlah perdebatan.
Namun, Jokowi berharap, proyek gas ini terbesar di dunia bisa berjalan dan banyak memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia.
Menanggapi hal itu, pemerhati energi, Martin Siyaranamual meminta agar pemerintah juga memperhatikan lebih detail aspek lingkungan.
Karena, selama ini perdebatan yang kuat terkait dengan proyek blok Masela adalah konsep pembangunan pusat pengelolaan gas yang nantinya akan menggunakan konsep di laut atau di darat.
"Pertimbanganya tentu, soal mana yang lebih memberikan nilai kemanfaatan dan keuntungan yang lebih baik. Tapi jangan sampai ada dampak lingkungan yang membahayakan," ujar akademisi Universitas Padjadjaran ini pada Liputan6.com, Minggu (7/2/2016).
Baca Juga
Permasalahan sekarang menurut Martin adalah, belum ada yang memberikan dan berani menjelaskan kepada publik mana yang memiliki kajian komprehensif soal keduanya.
"Harus ada analisa yang menjelaskan mana konsep yang bisa memberikan manfaat dan biaya proyek yang terinci dan benar. ya kumpulkan para ahli dan akademisi yang bebas dari wilayah politik, untuk memberikan kajian yang komprehensif," terang Martin.
Sebab, kata Martin, selama ini perdebatan mengenai blok Masel aroma politiknya jauh lebih dominan, Kemenko Maritim dan Menteri ESDM.
"Sementara Menteri Lingkungan Hidup Sendiri (KLH) belum bersuara, padahal butuh analisis lingkungan yang lebih baik. Kita butuh kajian dan pendapat komprehensif dari Kementerian KLH," tandas Martin.