Teluk Youtefa Abepura Panen Sampah Plastik

Ada sekitar 3-5 ton sampah plastik yang menggenangi kawasan kampung tertua di Kota Jayapura ini setiap harinya.

oleh Katharina Janur diperbarui 20 Feb 2016, 16:48 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2016, 16:48 WIB
Sampah plastik
Unjuk rasa menolak sampah plastik di Teluk Youtefa, Abepura, Jayapura, Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Liputan6.com, Jayapura - Forum Portnumbay Green mengklaim, daerah Teluk Youtefa, selalu panen sampah plastik. Ada sekitar 3-5 ton sampah plastik yang menggenangi kawasan kampung tertua di Kota Jayapura, Papua ini setiap harinya.

"Sampah plastik yang kami temui ini, bukan di saat Kota Jayapura diguyur hujan. Bayangkan saja, jika hujan turun, kawasan ini tak hanya dipenuhi sampah plastik, tetapi limbah rumah tangga lainnya, seperti kasur bahkan kulkas atau alat rumah tangga lainnya yang sudah rusak," ucap Ketua Forum Portnumbay Green, Fredy Wanda, saat ditemui di Lingkaran Abepura, Jayapura, Sabtu (20/2/2016).

Dalam memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati Minggu 21 Februari besok, imbuh Fredy, Forum Portnumbay Green bersama dengan mahasiswa, pelajar dan wartawan menggelar aksi seruan kepada masyarakat di Papua. Mereka berkampanye penghentian penggunaan sampah plastik.

Kampanye ini dilakukan pada 3 titik, yakni di sekitar Tanah Hitam, Kamkey, Lingkaran Abepura dan pertigaan Kotaraja. Sambil berjalan kaki, menuju ke titik kumpul di Lingkaran Abepura, para aktivis membawa papan seruan setop penggunaan sampah plastik dan larangan membuang sampah sembarangan.

Menurut Fredy, selebaran setop penggunaan sampah plastik juga dibagikan kepada pengguna jalan yang melewati ruas Jalan Abepura-Sentani. Selebaran itu antara lain berisi bahaya penggunaan sampah plastik dan solusi untuk setop menggunakan sampah plastik.

"Salah satunya menganjurkan membawa pengganti kantong plastik untuk wadah belanjaan atau yang lainnya," kata Fredy.  

Bayangkan saja, sampah plastik butuh 300-500 tahun untuk bisa terurai. Lalu, jika dibakar, sampah plastik ada kandungan senyawa karsinogenik, seperti dioksin yang berbahaya untuk kesehatan.

"Jadi, kami meminta kepada masyarakat di Papua untuk tak lagi menggunakan plastik dalam kesehariannya. Masyarakat yang membeli gorengan-gorengan di pinggir jalan, untuk membawa wadah sendiri. Ini demi kesehatan dan lingkungan sekitar," ujar Fredy Wanda.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya