Cerita Alumnus Unhas Menang Kompetisi Film Skotlandia

Film singkat dokumenter ini mengisahkan kehidupan pelajar Indonesia di Skotlandia.

oleh Eka Hakim diperbarui 24 Feb 2016, 21:25 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2016, 21:25 WIB
unhas 3

Liputan6.com, Makassar - Berbekal pengalaman selama menjalani pendidikan di Glasgow, Skotlandia, alumnus Universitas Hasanuddin Makassar, Okki Irmanita Kasimi berhasil membesut film yang berjaya di panggung internasional.

Karya film singkat dokumenternya menang dalam kompetisi setara kompetisi Piala Oscar yang digelar kampus di Skotlandia.

Awalnya ia mencoba berkarya setelah mendapatkan informasi ada kompetisi pembuatan film singkat atau dokumenter. Kriterianya, film tentang kehidupan yang unik di Glasgow, Skotandia.

"Nah yang tema unik dan bercerita tentang kehidupan di Glosgow itu yang kita buat dalam sebuah karya film dokumenter," kata dia kepada Liputan6.com via telepon, Rabu (24/2/2016).

Menurut dia hampir semua peserta yang mengikuti kompetisi memiliki kemampuan dan karya yang bagus. Namun karena keyakinan dan potensi yang dimilikinya, ia optimis karyanya sendiri mampu bersaing dan alhasil bisa menjadi juara.

"Film singkat yang kami buat itu menceritakan tentang bagaimana kehidupan unik yang dialami para pelajar Indonesia yang sedang berada di Skotlandia," kata Okki.

 

Tantangan di Skotlandia

Salah satunya cerita tentang kesulitan beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang ada di sana. Misalnya kesulitan membeli sebuah kebutuhan makan sehari hari seperti ikan dan kripik.

"Itu sulit kami dapatkan karena bahasa kami tak dimengerti pedagang di kedai yang menjual itu,kata Okki.

Bahasa yang digunakan pada umumnya di Glasgow merupakan bahasa Inggris yang aksennya agak kental bukan seperti yang dipahami selama ini.

"Analoginya itu misalnya masyarakat di Pulau jawa secara umum pakai bahasa indonesia tapi di beberapa daerah aksennya sangat kental nah itulah yang terjadi di Glasgow, "ujarnya.

Film singkat itu menceritakan sebuah kisah yang dialami oleh Ayu, seorang pelajar Indonesia yang hendak membeli fish and chips dan harus berjuang untuk komunikasi dengan pemilik kedai.

"Nah Ayu dalam perannya tidak mengerti akses bahasa si bapak pemilik kedai begitu juga sebaliknya si bapak nggak nangkap maksud si Ayu," terang Okki.

Dengan prestasi tersebut, Okki memiliki impian lebih jauh. Dia akan membuat sebuah karya film yang utuh dan akan diikutkan pada kompetisi yang lebih besar lagi di antaranya pada PPI Greater Glasgow.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya