Liputan6.com, Makassar - Seorang warga camba, Kecamatan Bantingmurung, Maros, Sulsel, Hafid (39) mengancam akan melompat dari menara Masjid RS. Ibnu Sina, Makassar karena didu‎ga mengalami gangguan jiwa.
Fatmawati (29) kakak ipar Hafid mengatakan, adiknya melakukan hal tersebut karena diduga stres melihat calon anak keduanya meninggal dalam kandungan saat istrinya melewati operasi caesar di RS. Ibnu Sina, Makassar sejak semalam.
"Dia stres lihat istrinya, Nirma yang harus menjalani caesar untuk melahirkan anak keduanya. Anaknya kemudian meninggal karena istrinya mengalami pendarahan hebat sejak dirawat di RS. Butta Salewangan Maros, Sulsel," kata Fatmawati pada Liputan6.com, Jumat (18/3/2016)
Tapi karena kondisinya tidak memungkinkan, istrinya dirujuk ke RS. Ibnu Sina, Makassar dan akhirnya caesar, calon bayinya meninggal dunia dan istrinya saat ini berada di rawat di ruang ICU RS. Ibnu Sina.
Baca Juga
Selain itu, Hafid sempat mengeluhkan biaya perawatan dan operasi caesar yang ada di RS. Ibnu Sina.
"Dia punya BPJS tapi ditolak, sehingga dia dikenakan jalur umum dan dikenakan biaya sebesar Rp 15 Juta. Dia tak punya uang senilai itu. Belum lagi anaknya meninggal dan istrinya masih dirawat di ICU," ungkap dia.
‎Lebih lanjut, kata Fatmawati, kalau Hafid selama ini bekerja di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan berkebun dan saat ini datang ke Makassar karena hendak menemani istrinya melahirkan calon anak keduanya.
"Dia (Hafid) nekad naik ke menara mesjid setelah shalat jumat tadi dan mengancam akan lompat dari menara itu," terang Fatmawati.
Aksi nekat Hafid ini berlangsung 4 jam, hingga menggegerkan para keluarga pasien lainnya dan warga setempat untuk menenangkannya agar turun dari menara.
Tak hanya warga, ibu Hafid, Daeng Kamang juga terpaksa didatangkan pihak keluarga untuk menggagalkan aksi nekad Hafid yang mengancam loncat dari menara masjid.