Liputan6.com, Yogyakarta - Belangkon masih menjadi souvenir paling populer bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Selama libur panjang 5-8 Mei, omzet pedagang kaki lima (PKL) Malioboro yang menjual belangkon meningkat sampai empat kali lipat dibandingkan dengan hari biasa.
Belanjaan favorit kedua adalah daster batik yang membuat PKL memperoleh pendapatan dua kali lipat ketimbang hari biasa.
Baca Juga
Kino (60), PKL penjual belangkon di Malioboro, mengaku dalam sehari bisa meraup omzet sampai Rp2 juta. Sebagai perbandingan, pada hari biasa tidak lebih dari Rp 500.000.
Tidak hanya itu, ia juga menambah stok dagangan karena dalam sehari bisa menjual lima kodi belangkon atau sekitar 100 buah.
"Kalau hari biasa paling hanya 10 buah," ujar pedagang yang juga menjual tas batik ini, Jumat (6/5/2016).
Kino yang sudah berjualan di Malioboro sejak tahun 1980 menjual belangkon mulai dari Rp 20.000 per buah. Namun, ada pula yang dibanderol Rp 50.000 per buah tergantung jenis kain batik yang dipakai.
"Semakin halus semakin mahal," ujar dia.
Advertisement
Di areal yang sama, Asih, PKL daster batik mengungkapkan selama long weekend (libur panjang), bisa meraih omzet lebih dari Rp 1 juta per hari.
"Rata-rata harga untuk daster batik sederetan ini sama semua, sekitar Rp 25.000 per potong," katanya. Pada hari biasa hanya mengantongi omzet Rp 500.000.
Johan (26), wisatawan asal Jakarta, mengaku memborong belangkon sampai 10 buah untuk oleh-oleh teman kerjanya.
"Ciri khas Yogyakarta ya belangkon. Kalau mau beli kemeja batik mahal," ujar dia.