Kisah Sedih Bayi Asal Bombana yang Dibuang Ibunya

Bayi asal Bombana, Sultra, itu mengidap hidrosefalus dan kini dirawat kakek dan neneknya.

oleh Eka Hakim diperbarui 14 Mei 2016, 18:49 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2016, 18:49 WIB
Bayi Asal Bombana
Kisah Sedih Bayi Asal Bombana yang Dibuang Ibunya.

Liputan6.com, Makassar - Usianya baru menginjak 1 tahun 1 bulan, tapi Rifki Rizwan sudah menghadapi cobaan hidup yang berat. Ia didiagnosis menderita hidrosefalus, penyakit yang menyerang organ otak dengan ciri bagian kepala yang membesar.

Sakit yang dialaminya memaksanya hanya bisa berbaring seharian. Namun, wajahnya tetap tersenyum, terutama saat neneknya menyodorkan sebotol susu. Rifki memang hanya didampingi nenek dan kakeknya dalam menjalani hari karena sang ibu sudah membuangnya.

"Kalau sakit di kepalanya datang, ia terus menangis sehingga saya sendiri sangat sedih melihatnya. Kalau begitu, saya kadang menghiburnya dengan tepuk-tepuk tangan dan itu yang membuatnya ketawa meski hanya sesaat kemudian menangis lagi karena sakit yang terlalu," ucap Dahlia (63), nenek Rifki, saat ditemui di ruang perawatan Lontara 3 RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, Jumat, 13 Mei 2016.


Dahlia mengungkapkan awalnya cucunya, Rifki, lahir dalam keadaan normal seperti bayi-bayi pada umumnya. Namun saat usianya memasuki 3 bulan, penyakit itu mulai menggerogoti Rifki. Perlahan tapi pasti, kepala si bayi mungil itu terus membengkak.

"Di sinilah ibunya kalap. Ia menghubungi saya via telepon untuk mengambil Rifki dari dia karena kalau tak saya ambil segera, ia (ibunya) itu akan menjualnya saja kepada orang lain," tutur Dahlia sambil meneteskan air mata.

Rifki lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Orangtuanya tak punya pekerjaan tetap. Bapak kandungnya, Wiranto, hanya seorang pengangguran.

"Saya dan kakeknya, Abdul Latief (64), yang mengasuhnya di Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), sedangkan kakaknya diambil oleh ibunya," kata Dahlia yang enggan menyebut nama ibu kandung Rifki.

Setelah ditinggal ibunya, Rifky diasuh kakek dan neneknya yang mencari penghidupan dari melaut. Meski berat beban yang dihadapi, sang nenek tetap setia dan tegar mengasuh cucunya itu dengan belaian kasih sayang. Hingga dirawat di rumah sakit pun, nenek dan kakeknya tak jenuh terus mendampinginya dan ikhlas merawat cucu kesayangannya itu.

"Rifki sudah dua kali menjalani perawatan di rumah sakit di Bombana, Sulawesi Tenggara. Tapi karena fasilitas operasi tak lengkap, akhirnya ketiga kalinya ini dirujuk ke Kota Makassar," kata Abdul Latief, sang kakek, yang berencana mengoperasi cucunya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya