Liputan6.com, Pekanbaru - Sejak dinyatakan hilang pada 9 Maret 2016, kasus penculikan dan dugaan pembunuhan Angelika Boru Pardede belum juga terungkap. Selama itu pula, Angelika mendatangi orangtua dan pamannya dalam mimpi.
Dalam mimpi itu, Angelika mengatakan masih hidup dan disembunyikan oleh seseorang di tempat yang jauh. Perihal mimpi ini disampaikan ayah Angelika, Salomon Pardede ketika dihubungi , Selasa (17/5/2016) siang.
"Ada empat kali Angelika datang dalam mimpi. Tiga kali terhadap ibu dan satu lagi terhadap anggota keluarga juga (pamannya)," ujar Salomon saat beristirahat menggali sumur di sebuah masjid di Kecamatan Siakhulu, Kabupaten Kampar.
Dalam mimpi itu, Angelika meminta kepada ibu dan bapaknya untuk yakin bahwa dirinya masih hidup. Orangtuanya diminta untuk tidak putus asa mencari keberadaannya.
"Kepada ibunya dalam mimpi disebut masih hidup. 'Saya tak mati, mak,' begitu kata Angelika sewaktu dalam mimpi itu," ucap Salomon.
Baca Juga
Terhadap tulang yang ditemukan di semak-semak pada akhir Maret lalu, Angelika dalam mimpi tersebut menyatakan bahwa itu bukanlah memang miliknya. Hanya saja, bajunya memang ada di lokasi penemuan.
"Jadi, Angelika menyebut bajunya memang dipaksa dibuka oleh orang yang membawanya," kata Salomon.
Mimpi ini menimbulkan keraguan Salomon tentang nasib anaknya yang berusia 11 tahun itu. Ia bingung apakah Angelika masih hidup ataukah sesuai keyakinan awalnya, tulang belulang di pinggir jalan di Kampar itu milik bocah Kelas 6 SD tersebut.
"Apalagi tes DNA belum keluar sampai sekarang. Kalau hasil DNA keluar dan dinyatakan tulang itu milik Angelika, kami pasti yakin. Sekarang belum, apalagi sudah empat kali anak saya datang melalui mimpi," kata Salomon.
Menurut Salomon, janji Polda terkait DNA tidak ditepati. Sejak kasus diambil alih Polda Riau dari Polsek Siakhulu pada akhir Maret lalu, penyidik menyebut tes DNA keluar paling cepat dua minggu dan paling lama sebulan.
"Ini sudah Bulan Mei. Sesuai janji, seharusnya pertengahan April lalu. Sebelumnya saya sering bolak-balik menanyakan hasil tes DNA ini. Karena tidak ada kepastian sampai sekarang, saya takut menanyakannya, nanti dikira macam-macam," ujar Salomon.
Sementara itu, Kasubdit Dokpol Biddokes Polda Riau Kompol Supriyanto menegaskan, uji DNA di laboratorium memang membutuhkan waktu lama. Bisa saja prediksi dua minggu atau sebulan paling lama di luar perkiraan.
"Memang lama. Kabar terakhir dari Jakarta pekan ini, saya tetap berkoordinasi dengan Jakarta terkait hasil tes DNA ini. Insya Allah keluar pekan ini," ucap Supriyanto.
Sebelumnya, hasil pemeriksaan forensik mulai dari postmortem dan antemortem terhadap tulang dan pakaian yang ditemukan dinyatakan cocok dengan properti yang dikenakan Angelika sebelum dinyatakan hilang.
Angelika sudah hilang dari rumah sejak 9 Maret 2016 lalu. Hingga 17 Mei 2016, kasusnya belum terungkap. Apakah hilang karena diculik atau meninggal dunia dengan penemuan tulang tersebut. Penyidikan kasus ini tergantung hasil tes DNA.