7 Gamelan Purbakala Ditemukan Saat Warga Cangkul Kebun Cengkeh

Ada dua guci dan tujuh gamelan yang ditemukan terpendam dalam tanah.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Mei 2016, 08:33 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2016, 08:33 WIB
gamelan, bali, purbakala
Ada dua guci dan tujuh gamelan yang ditemukan terpendam dalam tanah.

Liputan6.com, Buleleng - Warga Desa Selat, Kabupaten Buleleng, Bali, menemukan dua guci dan tujuh gamelan tua. Benda-benda itu diduga sebagai benda-benda purbakala peninggalan zaman kerajaan masa lampau.

"Benda-benda itu secara tidak sengaja saya temukan di kebun cengkeh belakang rumah saya empat bulan lalu," kata seorang warga penemu benda itu, Ketut Suginari (60), seperti dikutip dari laman Antara, Sabtu (28/5/2016).

Ketut bercerita, ketika itu dirinya bersama suaminya tengah mencangkul tanah di kebun miliknya untuk menanam bibit cengkeh. Saat itu cangkulnya membentur benda keras di dalam tanah, yang ternyata adalah dua guci.

Dia lalu memutuskan tidak langsung mengangkat benda itu dan meminta menantunya, Komang Suardiasa (35) untuk mengangkat dan membawa pulang keesokan harinya.

Tak cuma guci yang ditemukan terpendam dalam tanah. Ketut juga menemukan benda-benda lain yang terletak di sebelah tempat pemujaan (pelinggih) kecil. Di pelinggih yang sudah rapuh di area kebunnya itu, ia bersama suaminya biasa menghaturkan sesajen.


"Waktu itu ramai dan banyak masyarakat yang berkunjung ke sini untuk melihat-lihat. Barang pertama yang ditemukan berupa guci yang di dalamnya terdapat tujuh gamelan, dua mangkuk yang posisinya terbalik," ujar dia.

Saat ditemukan, kondisi gamelan dan mangkuk perunggu sudah berkarat. Ketut pun berusaha membersihkannya dengan serabut kelapa, tetapi karat itu tidak dapat hilang.

Namun dia mengaku masih belum melaporkan temuannya itu ke perangkat desa. Selama ini pula belum ada pihak yang bermaksud meneliti benda-benda itu untuk mencari alasan di balik terkuburnya benda itu.

Keluarganya lebih memilih untuk menyimpan penemuan itu dengan baik di rumahnya yang berada di Desa Selat, Buleleng, Bali.

"Saya tidak berani menjual benda-benda itu. Di dalam rumah benda-benda itu disimpan dengan dibungkus saput putih kuning," ucap Ketut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya