Banjir Rob Belum Surut, Pekalongan Perpanjang Tanggap Darurat

Masa tanggap darurat banjir rob diperpanjang hingga 23 Juni mendatang karena ketinggian air belum surut.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Jun 2016, 10:05 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2016, 10:05 WIB
20160607-Muara-Baru-Jakarta-FF
Suasana banjir rob di kawasan pasar ikan Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta, (7/6). Banjir rob terjadi akibat jebolnya tanggul di sisi Timur Pelabuhan Muara Baru hingga meluapnya air yang mencapai sekitar 50 cm. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Pekalongan - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, memperpanjang masa tanggap darurat banjir rob yang melanda beberapa wilayah desa di Kecamatan Wonokerto dan Tirto.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan Bambang Sujadmiko mengatakan, masa tanggap darurat banjir rob diperpanjang hingga 23 Juni mendatang karena ketinggian air belum surut.

"Saat ini, ketinggian rob masih mencapai 50 sentimeter hingga 70 sentimeter, sehingga menggenangi ribuan rumah penduduk," ucap dia di Pekalongan, seperti dilansir Antara, Minggu, 12 Juni 2016.

Menurut dia, untuk mengantisipasi meluapnya aliran Sungai Meduri akibat rob, pemkab dibantu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng telah menyiapkan beberapa kantong berisi tanah.

"Beberapa kantong berisi tanah tersebut, kami gunakan untuk tanggul darurat agar rob tidak terlalu banyak masuk ke permukiman penduduk. Kami juga berharap rob juga bisa secepatnya surut," kata Bambang.

Ia mengatakan banjir rob yang melanda pada beberapa desa di kawasan pantai ini merupakan bencana terparah karena jumlah rumah yang tergenang air laut itu mencapai ribuan unit.

"Saat ini sekitar 10 ribu jiwa harus hidup di tengah rob, sehingga aktivitas penduduk terganggu, bahkan sejumlah sekolah juga tergenang sehingga juga mengganggu proses belajar-mengajar," tutur Bambang.

Ia mengatakan pemkab masih terus memantau serta melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir rob. "Warga yang terkena rob juga sudah kami ungsikan ke tempat yang lebih aman."

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya