Liputan6.com, Jakarta - Warga negara asing (WNA) asal Tiongkok dikabarkan mengelola ratusan hektare lahan merica atau lada di Desa Bantilang Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Kabar ini pun bikin Bupati Luwu Timur HM Thoriq Husler terkaget-kaget.
"Kok bisa, saya belum tahu persoalan ini. Jika benar ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Nanti saya panggil unsur pemerintah setempat," ucap bupati yang karib disapa Husler itu di Makassar, Sulsel, Selasa (30/8/2016).
Mencuatnya kabar ini setelah Kepala Desa (kades) Loeha Towuti, yakni Hamka Tandioga mengabarkan hal tersebut kepada sejumlah anggota DPRD Kabupaten Luwu Timur belum lama ini.
Baca Juga
Hamka mengaku, aktivitas cocok tanam merica di wilayah kerjanya kian memprihatinkan. Apalagi sudah ada warga asing yang memiliki lahan puluhan hingga ratusan hektare.
"Warga lokal atau penduduk setempat hanya memiliki lahan dua sampai empat hektare. Sementara warga dari luar yang tidak kami ketahui bermukim dimana, memiliki lahan puluhan hektare hingga ratusan hektare di kawasan pinggiran Danau Towuti," kata Hamka.
Danau Towuti seluas 561 kilometer persegi diketahui sebagai danau terluas ke dua di Indonesia setelah Danau Toba.
Pantauan Liputan6.com, pohon-pohon yang dulunya menghiasi lahan konservasi sumberdaya alam itu itu kini berganti dengan lahan merica. Sementara pesisir danau mulai ditutupi dengan lumpur.
Sedangkat di hulu Sungai Larona, Towuti, sangat berpotensi erosi akibat maraknya pembukaan lahan merica.
Advertisement