Liputan6.com, Jayapura - Sebagian warga Kota Jayapura, Papua, mengeluhkan komunikasi jaringan salah satu provider melalui internet ataupun jaringan seluler yang terganggu sejak Senin malam, 17 Oktober 2016. Akibat terganggunya jaringan komunikasi ini, sejumlah warga beranggapan kembali lagi ke zaman batu, sebab tak dapat berinteraksi dengan media sosial.
"Tiga bulan terakhir, sudah terjadi dua kali kegagalan dalam melayani masyarakat di Papua. Gangguan ini sangat menyulitkan kami dalam pekerjaan. Apalagi kami ini kan selalu online," kata Lala Siagian, pemilik agen perjalanan di Jayapura, Selasa (18/10/2016).
Fitur Arung, salah satu wartawan lokal di Papua juga merasakan kesulitannya bekerja tanpa internet dan telepon. "Mencari data atau melihat perkembangan terkini, semua harus melalui internet," ia mengeluh.
Sementara itu, General Manager ICT Operation Regional Papua-Maluku, Muhammad Muslih menuturkan gangguan layanan telekomunikasi disebabkan putusnya kabel optik bawah laut Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS) PT Telkom pada jarak 9,346 km dari landing point Jayapura ke arah Sarmi pada kedalaman 1.300 meter.
Baca Juga
"Akses komunikasi suara dan teks beberapa saat setelah putusnya kabel, tidak dapat dilakukan. Tetapi saat ini sudah normal. Sedangkan untuk akses data terjadi penurunan kapasitas, sehingga throughput data payload yang bisa diakses pelanggan juga terbatas," ia menjelaskan.
Muslih menjelaskan, proses mitigasi dan penanganan gangguan koneksi internet sudah dilakukan dengan mengalihkan sementara waktu link transport ke media transmisi satelit dan secara bertahap akan ditambah hingga 950 Mbps.
"Jangka waktu kembalinya jaringan data, belum dapat dipastikan. Tetapi kami terus berusaha secepat mungkin memperbaiki jaringan ini. Mohon maaf kepada pelanggan atas gangguan yang terjadi," ujar Muslih.
Advertisement