Liputan6.com, Bandung - Aksi kekerasan jalanan yang tak kunjung berkurang di Kota Bandung mendorong Kapolrestabes Bandung Kombes Winarto meminta Pemkot Bandung menambah kamera pengawas CCTV (closed circuit television) dan lampu jalan. Namun, usulan itu belum juga direalisasikan hingga kini.
"Kita sudah minta 150 CCTV di Kota Bandung untuk disebar di seluruh titik, dan itu kita sudah minta sama penambahan lampu penerangan jalan. Mana? belum ada sampai sekarang belum terealisasikan," ucap Winarto di Gedung Sate, Senin (22/11/2016).
Menurut Winarto, CCTV yang ada di Kota Bandung masih sangat kurang‎ untuk membantu kinerja polisi. Akibatnya, polisi kesulitan mengusut tuntas kasus kejahatan jalanan dengan cepat.
"Pas kita ambil (CCTV) buat diselidiki, kualitasnya juga jelek. Kalau malam hari yang kelihatan cuman lampu saja. Jadi speknya juga harus diperhatikan, yang penting semuanya optimal," kata dia.
Kapolrestabes mempersilakan Wali Kota Ridwan Kamil yang membuka lowongan kerja untuk 500 orang sebagai pembantu keamanan kota.‎‎ Inisiatif itu dilansir melalui media sosial Facebook Ridwan Kamil guna mencegah kasus kejahatan jalanan di Kota Bandung.
Baca Juga
Advertisement
Lowongan akan dibuka pada Desember 2016. Mereka akan bekerja sebagai tim yang dibekali sepeda motor untuk menjaga lingkungan di sekeliling pos jaga.
"Lagian itu kan baru rencana. Yang penting bagi kami adalah sistem pendukung di Kota Bandung seperti CCTV dan PJU realisasikan dulu," ucap dia.
Pemeriksaan Kasus Penodongan Bocah SMP
Sementara itu, kepolisian masih menyelidiki kasus penodongan lima siswa SMPN 2 Bandung di dalam angkot jurusan Kebon Kalapa-Dago yang terjadi pada Kamis, 17 November 2016 lalu. Saat ini, pihak polisi telah memeriksa supir dan kernet angkot tersebut.
"Sudah kita dapet sopir dan kernetnya dan sekarang sedang kita mintai keterangan," ujar Winarto di Gedung Sate, Senin (21/11/2016).
Peristiwa penodongan tersebut sempat m‎enjadi viral di media sosial atau medsos setelah salah satu orang tua korban mengunggah kejadian tersebut. Winarto mengatakan, saat ini pihaknya masih menelusuri keterangan dari supir dan kernet angkot sebagai saksi.
Sebelumnya, supir angkot yang membawa lima orang bocah SMP tersebut diduga terlibat aksi penodongan. Sebab, menurut keterangan korban, supir malah menancap gas ketika salah satu siswa SMP berteriak minta tolong.‎
"Kita periksa di Polsek Regol untuk mengetahui jelasnya ceritanya seperti apa. Masih sebagai saksi, termasuk pemeriksaan korban sudah kita mintai keterangan," tutur dia.
Setelah mendapatkan titik terang, lanjut Winarto, polisi ‎akan langsung bergerak untuk memburu terduga penodong. "Kita tinggal mengejar pelaku," ujar dia.