Bupati Purwakarta Sambut Bahagia Rencana Penghapusan UN

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyatakan Ujian Nasional hanya menambah beban siswa. Untuk itu, ia menyodorkan alternatif sistem.

oleh Abramena diperbarui 28 Nov 2016, 22:09 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2016, 22:09 WIB

Liputan6.com, Purwakarta - ‪Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mendukung rencana pemerintah pusat untuk menghapuskan Ujian Nasional (UN). Menurut Dedi, UN dinilai sangat berseberangan dengan program wajib belajar yang digulirkan pemerintah.

Selain itu, UN juga berdampak buruk terhadap siswa. Pasalnya, banyak siswa yang tidak lulus sekolah gara-gara nilai UN-nya kurang baik.‬

‪"Saya sudah lama mengusulkan penghapusan Ujian Nasional, beberapa kali sempat kirim surat, karena saya kira Ujian Nasional itu tidak sesuai dengan kultur pendidikan Indonesia," kata Dedi di Purwakarta, Senin (28/11/2016).

Karakteristik Indonesia yang plural, menurut Dedi, membutuhkan formulasi pendidikan yang komprehensif, sehingga standardisasi kualitas pelajar tidak bisa menggunakan kriteria yang sama.

"Karakter setiap wilayah di Indonesia itu kan berbeda, sangat plural. Maka, sudah seharusnya penentuan kelulusan ada pada guru yang sehari-hari mengajar, bukan pada pemerintah. Indikatornya cukup dua hal saja. Pertama, penilaian budi pekerti dan yang kedua, keahlian siswa," ujar Dedi.

Dedi juga mengidentifikasi masalah yang kerap mendera pelajar di sekolah. Pelajar sudah cukup terbebani dengan mata pelajaran yang banyak setiap hari, karena itu UN hanya akan menambah beban pelajar tersebut.

"Pelajar tingkat SMP saja harus dijejali 17 mata pelajaran. Harusnya kita adopsi saja sistem ujian yang ada di Finlandia, pelajar cukup diuji dengan mata pelajaran bahasa nasional dan boleh memilih pelajaran yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Saya kira dengan begitu pelajar akan lebih termotivasi," kata Dedi.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta sendiri sejak 2008 menerapkan Sistem Pendidikan Berkarakter berbasis Pendidikan Aplikatif. Para pelajar di wilayah ini diberikan pelajaran berdasarkan minat dan bakatnya selain pelajaran akademik yang sudah tercantum dalam kurikulum.

Hasilnya, saat ini para pelajar telah berhasil melaksanakan panen raya komoditas padi, mentimun, kangkung dan kacang panjang. Bahkan, pelajar SMPN 6 Purwakarta yang juga tergabung dalam tim sepak bola ASAD 313 Jaya Perkasa segera diterbangkan ke London, Inggris, untuk berlatih bersama Klub Queens Park Ranger.

Sekolah Bukan Penjara

Konsep Pendidikan Berkarakter yang diterapkan Kabupaten Purwakarta mendapat perhatian pemerintah pusat. Aneka program yang diluncurkan di antaranya adalah larangan guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR) hingga sanksi bagi pelajar yang membawa kendaraan bermotor ke sekolah.

Atas komitmen Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi terhadap perkembangan dunia pendidikan, Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memberikan penghargaan Dwidja Praja Nugraha kepada Dedi dan diserahkan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy. Penyerahan akan dilakukan dalam acara puncak Hari Guru Nasional ke-72 di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 27 Desember 2016.

PLT Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi, menyatakan Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu dari 17 daerah yang dipandang mampu memberikan kontribusi dan kepedulian khusus terhadap dunia pendidikan.

Dikatakan Unifah, penghargaan diberikan setelah melalui tahapan panjang verifikasi dan penilaian secara objektif. "Kami melakukan seleksi terhadap 150 daerah, hanya 17 daerah yang mendapat penghargaan ini, Purwakarta kita nilai telah berhasil dalam menjalankan program-program pendidikan yang diusungnya," kata dia.

Sebanyak 17 kepala daerah yang terdiri atas 13 bupati dan wali kota serta 4 gubernur hari ini mendapatkan penghargaan tersebut. Untuk Jawa Barat, Kabupaten Purwakarta bersama Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan penghargaan prestisius di bidang pendidikan itu.

Sementara, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang ia terima. Akan tetapi, menurut dia, selama ini bukanlah penghargaan yang dia kejar, melainkan semangat (spirit) perubahan dunia pendidikan agar menjadi lebih baik merupakan orientasi yang konsisten ia jalankan.

"Saya ucapkan terima kasih, Purwakarta mendapatkan kepercayaan. Akan tetapi, orientasi kita tetap perubahan dunia pendidikan itu sendiri, bukan penghargaan, pendidikan Indonesia harus lebih baik dan lebih berkualitas," ucap Dedi.

Dedi juga mengingatkan agar pendidikan tidak menjadi penjara bagi siswa. Sebaliknya, menurut dia, pendidikan harus menjadi hal yang menyenangkan termasuk para guru yang memberikan pengajaran harus berpijak pada pola aplikatif.

"Pendidikan tidak boleh menjadi penjaga. Guru harus menjadi penyampai ilmu kepada pelajar, bukan menjadi penyampai pesan buku. Saya kira itu tujuan kita," ujarnya.

Konsep Pendidikan Berkarakter di Purwakarta sendiri telah diterjemahkan ke dalam aneka program teknis dan tidak lagi berfokus pada kemampuan akademik pelajar, tetapi lebih membangun pola aplikatif, sehingga para pelajar di wilayah ini mampu berproduksi.

Pelajaran beternak dan berkebun hingga pengayaan baca tulis Alquran dan kitab kuning dan pendalaman kitab agama sesuai dengan keyakinan yang dianut oleh pelajar menjadi andalan program pendidikan sebagai upaya menciptakan karakter yang sesuai dengan lingkungan sosial dan alam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya