3 Kapal Perang Baru Buatan Batam Amankan Laut Timur Indonesia

Ketiga kapal perang buatan dalam negeri itu masing-masing menghabiskan dana Rp 65 miliar dalam proses produksinya.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 11 Jan 2017, 11:34 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2017, 11:34 WIB
3 Kapal Perang Baru Buatan Batam Amankan Laut Timur Indonesia
Ketiga kapal perang buatan dalam negeri itu masing-masing menghabiskan dana Rp 65 miliar dalam proses produksinya. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi meresmikan peluncuran tiga kapal perang baru buatan Batam, Kepulauan Riau. Kapal-kapal itu akan dioperasikan untuk mengamankan wilayah perairan di timur Indonesia, khususnya wilayah perbatasan.

"Tiga kapal cepat produk dalam negeri ini user-nya Armamatim (Armada Maritim laut  Timur) untuk patroli pengamanan," kata Ade saat peresmian tiga kapal perang di Pelabuhan Batu Ampar Batam, Selasa, 10 Januari 2017.

Selain itu, kata dia, ketiga kapal perang itu juga untuk menggantikan kapal-kapal patroli yang sudah tua hasil hibah dari luar negeri. "Sekarang, alustista kita diproduksi di negeri sendiri yang kualitasnya tidak kalah dari buatan luar," ujar KSAL.

Ketiga kapal perang buatan dalam negeri itu masing-masing menghabiskan dana Rp 65 miliar dalam proses produksinya. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Adapun kapal perang tersebut adalah KRI Tatihu dengan nomor lambung 853, KRI Layaran 854, dan KRI Madidihang 855. Selain memiliki sonar, kapal perang berkecepatan 40 knot itu juga dilengkapi dengan meriam kaliber 20 mm serta senjata mesin kaliber 12 mm sepanjang 4,5 m dan lebarnya 7,9 m. Penandatanganan serah terima kapal perang baru dari PT Palindo Marine Shipyard Batam kepada TNI AL. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Ketiga KRI dibuat oleh PT Palindo Marine Shipyard Batam. Masing-masing kapal menghabiskan dana sekitar Rp 65 miliar dalam proses pembuatannya. Ketiga KRI patroli cepat dengan mesin penggerak MTU/2480 HP nantinya akan diawaki 35 kru dari TNI Angkatan Laut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya