Tambur Perdamaian Bergema di Bali

Seruan dari Bali untuk perdamaian dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Jan 2017, 22:02 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 22:02 WIB
pantai geger Bali
Pantai Geger Bali. Foto: TripAdvisor

Liputan6.com, Denpasar - ‎ Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menggemakan perdamaian dunia dengan memukul tambur Flobamora Bali 2017.

"Seruan tersebut mengingatkan kepada kita semua untuk mengutamakan menjaga perdamaian dunia dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan," kata Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet pada Malam Perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 (Nataru) di GOR Ngurah Rai Denpasar, Minggu malam, 15 Januari 2017, dilansir Antara.

Ia mengharapkan semua pihak untuk menjunjung tinggi kebersamaan dalam keragaman suku, adat dan budaya yang berbeda. Upaya itu sekaligus mendorong negara untuk meningkatkan toleransi dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ujar dia.

Sementara, Ketua Flobamora Bali Yusdi Diaz menilai sebuah perbedaan itu biasa, namun tidak dijadikan sebuah permasalahan yang menjadi pembatas satu dengan yang lainnya.

Oleh sebab itu sebaiknya mulai menerapkan hal-hal kecil dan sederhana, namun digaungkan secara serentak dan bersinergi untuk mampu mewujudkan perdamaian yang didambakan semua pihak.

Ia juga mengharapkan terjalinnya kerja sama dengan semua organisasi masyarakat (ormas) Bali dalam menjaga kerukunan, keamanan, dan kenyamanan bersama.

Ketua Panitia kegiatan tersebut Umar Ibnu Alkhatab mengharapkan keragaman yang dimiliki tidak menghalangi misi bersatu, dan saling mengerti.

Hal itu akan mampu memberikan ciri khas negara Indonesia, khususnya dalam mempererat hubungan antara Bali dengan NTT maupun daerah lainnya di Indonesia.

Hal itu sekaligus sebagai momentum untuk meningkatkan toleransi dan persahabatan antaranggota Flobamora Bali.

Kegiatan tersebut digelar Flores Sumba Timor dan Alor (Flobamora) Bali yang dihadiri sekitar 2.500 orang terdiri atas tokoh lintas agama termasuk Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya.

Kegiatan tersebut berlangsung meriah, dihadiri oleh tokoh-tokoh masing-masing agama. Di antaranya, perwakilan agama Katolik, Mgr. Silvester San Pr dan perwakilan agama Kristen Protestan, Pendeta Abraham Supriono.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya