Salam Sampurasun hingga Kereta Kencana di Museum Baru Purwakarta

Museum baru Purwakarta itu menggunakan digital untuk menjelaskan sejarah tentang Nusantara.

oleh Abramena diperbarui 17 Jan 2017, 14:01 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2017, 14:01 WIB
Salam Sampurasun hingga Kereta Kencana di Museum Baru Purwakarta
Museum baru Purwakarta itu menggunakan digital untuk menjelaskan sejarah tentang Nusantara. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Purwakarta - Setelah sukses dengan Bale Panyawangan Tatar Sunda yang diresmikan pada 21 Februari 2015, Kabupaten Purwakarta kini meluncurkan museum baru bernama Bale Panyawangan Nusantara.

Jika Bale Panyawangan Tatar Sunda berisi sejarah tatar Sunda dan Purwakarta dari masa ke masa, Bale Panyawangan Nusantara berisi sejarah Nusantara mulai dari zaman prasejarah, kerajaan, penjajahan, kemerdekaan, hingga situasi sejarah masa kini.

Museum dengan sistem digital ini terletak di Jalan KK Singawinata dan berdekatan dengan Taman Sri Baduga Maha Raja Purwakarta. Pengunjung yang berkunjung ke museum itu tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis.

Saat memasuki museum, pengunjung bakal disambut pemandu yang berpakaian khas Sunda dengan salam Sunda-nya, yakni Sampurasun, sebagai bagian dari pemeliharaan kebudayaan Nusantara.

Penggunaan digital untuk konten museum ini bukan tanpa alasan. Menurut Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, sistem tersebut dipilih untuk menghilangkan kesan jenuh dan membosankan yang biasa melekat pada museum.

"Biasanya museum itu bentuknya begitu-begitu saja. Kami hadirkan nuansa berbeda agar tidak memberi kesan membosankan kepada pengunjung dan anak-anak kita bisa lebih tertarik untuk belajar sejarah," kata Dedi di Purwakarta, Senin, 16 Januari 2017.

Museum baru Purwakarta itu menggunakan digital untuk menjelaskan sejarah tentang Nusantara. (Liputan6.com/Abramena)
 
Suguhan pertama museum yang disebut oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai "Little Indonesia" itu adalah lambang setiap provinsi dan ragam salam sapa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia melalui tampilan digital. Selanjutnya, video pembentukan bumi dapat dinikmati oleh para pengunjung dalam format 3D.

Menurut Kepala Kearsipan Pemda Purwakarta Nina Meiniawati, saat memasuki museum lebih dalam, pengunjung akan mendapatkan informasi sejarah serta peristiwa masa lalu di setiap selasar yang dilaluinya. Uniknya, tampilan di selasar tersebut disesuaikan dengan alur peristiwa dalam setiap periodisasi sejarah.

"Agar feel-nya dapat, kita buat seperti ini. Kita buat seolah pengunjung berada dalam peristiwa sejarah yang ia saksikan di museum ini," ujar Nina.

Dalam museum yang tak lama lagi akan diresmikan tersebut juga terdapat sejarah bahari Nusantara, alat musik dari berbagai daerah, dan tak ketinggalan motif batik mulai dari Sabang sampai Merauke. Tersedia juga kereta kencana yang bisa ditunggangi oleh para pengunjung museum itu.

Masyarakat Purwakarta sendiri sangat menantikan peresmian museum baru itu. Mereka pun sudah bisa melihat "bocoran" tampilan museum melalui video pendek yang diunggah oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi melalui akun Fanpage resminya.

"Museumnya keren banget ya, tapi kayaknya harus sabar menunggu pengumuman peresmian," kata salah seorang warga, Hasyim Aryanto.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya