Libur Super Panjang, Warga Segel SD di Papua

Keterlambatan kegiatan belajar mengajar biasa terjadi di pedalaman Papua karena faktor geografis.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Feb 2017, 14:02 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2017, 14:02 WIB
Ilustrasi SD
Ilustrasi SD

Liputan6.com, Timika - Warga Kampung Aramsolki, Kabupaten Mimika, Papua memalang gerbang Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (SD YPPK) Bulujalauki. Pemicunya karena proses belajar mengajar belum berjalan pascalibur akhir tahun 2016.

Salah seorang petugas Gereja Katolik yang tinggal di Kampung Aramsolki, Silfester Dogomo, mengatakan aksi pemalangan tersebut dilakukan warga pada 9 Februari 2017 dan kini belum dibuka.

"Alasan warga memalang itu kan karena kegiatan belajar mengajar sejak masuk libur panjang Natal 2016 dan tahun baru 2017 sampai saat ini tidak berjalan, akhirnya puluhan siswa di situ terlantar," kata Silfester di Timika, Papua, Senin (13/2/2017), dilansir Antara.

Ia mengatakan sampai saat ini belum ada satu guru termasuk kepala sekolah SD Aramsolki yang mengajar. Selain itu, kunci-kunci ruangan kelas juga dibawa kepala sekolah sehingga para siswa tidak bisa masuk ke kelas.

"Biasanya kepala sekolah titip kunci sehingga kalau mereka terlambat ke tempat tugas maka kami yang bantu mengajar sampai mereka datang seperti tahun lalu, tapi kali ini tidak," kata Silfester.

Kepala Distrik Agimuga Yulianus mengatakan tindakan itu merupakan reaksi masyarakat akibat proses belajar mengajar tidak berjalan karena para guru yang bertugas belum ada satupun yang ada di tempat.

Yulianus mengakui kegiatan belajar yang tidak berjalan pada satu atau dua bulan pada awal dan akhir semester sudah merupakan hal yang sudah biasa terjadi di wilayah pedalaman khusus di wilayah Distrik Agimuga.

"Entah dengan alasan atau kendala apa, para guru dan kepala sekolah belum ada di tempat tugas. Saya juga tidak tahu mereka saat ini ada di mana. Ini sudah potret pendidikan di Agimuga," katanya.

Yulianus mengatakan selain SD Aramsolki, kegiatan belajar di beberapa dua SD lain dan satu SMP Negeri yang ada di daerah itu juga belum berjalan normal karena sampai saat ini hanya terdapat satu guru untuk masing-masing SD dan SMP.

"Itu bukan karena tidak ada guru yang ditugaskan di sana tetapi memang para guru baik kontrak YPPK atau guru ASN maupun para kepala sekolah yang adalah ASN belum ke tempat tugas," ujarnya.

Ia mengharapkan Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika, Papua beserta pengurus YPPK sebagai pemilik sekolah segera memerintahkan para guru kembali ke tempat tugas agar ratusan siswa SD dan SMP dapat kembali belajar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya