Kejutan Banjir Kanal Timur Saat Valentine buat Warga Semarang

Gara-gara kejutan dari sungai Banjir Kanal Timur, pedagang pasar Semarang harus menggelar dagangannya di tempat lain.

oleh Felek Wahyu diperbarui 15 Feb 2017, 08:33 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2017, 08:33 WIB

Liputan6.com, Semarang - Banjir akibat luapan sungai Banjir Kanal Timur (BKT) sangat mengejutkan warga Semarang di Hari Valentine. Pasalnya, dalam enam tahun terakhir, warga tidak pernah mengalami banjir parah akibat sungai tersebut.

Warga yang terdampak banjir semakin resah karena genangan air itu dipastikan akan menggenang hingga beberapa hari ke depan. Hingga Selasa, 14 Februari 2017, air masih menggenangi dalam rumah warga.

Dari pantauan Liputan6.com, genangan banjir terjadi di kawasan Kelurahan Sawah Besar dan Pedurungan, Kota Semarang. Akibat banjir itu, siswa SMPN 34 Semarang tidak bisa belajar dengan maksimal.

"Daerah terdampak banjir di Kecamatan Gayamsari itu terjadi di Kelurahan Kaligawe, Sawah Besar, Tambakrejo. Banjir juga terjadi Kecamatan Semarang Timur di Kemijen dan Mlatiharjo, sedangkan di Kecamatan Genuk menimpa sebagian Pedurungan," tutur Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Semarang Ragil Widodo, Selasa, 14 Februari 2017.

Namun begitu, sejumlah warga mulai membersihkan rumah mereka. Bahkan, pedagang di Pasar Waru  tetap menggelar dagangan di tempat yang kering karena pasar mereka masih tergenang air.

Guna membantu warga, BPBD menyiapkan dapur umum di dekat Sawah Besar Gang IX. Warga bisa menyantap makanan gratis dari truk logistik.

"Kami buka dapur umum, untuk berapa lama menyesuaikan. Kami menyiapkan makanan cepat saji untuk memasak di sini dengan lauk sederhana bisa untuk keadaan darurat," kata Ragil.

Suwarno (63), warga setempat, menjelaskan banjir yang sempat menggenangi rumahnya mulai surut dari rumahnya sekitar pukul 07.30 WIB. "Januari kemarin itu banjir mungkin sudah sekitar tiga kali. Ini yang paling parah," aku Suwarno.

Suwarno berharap pemerintah segera merealisasikan normalisasi sungai BKT agar banjir tidak terus berulang. "Kalau tidak dinormalisasi, gini terus, warga yang susah," ujar dia.
 
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan, banjir yang terjadi diakibatkan sungai tidak mampu menampung limpasan air dari wilayah atas, sehingga meluber hingga ke jalan raya dan masuk ke perkampungan.

Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, langsung memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum menghidupkan pompa agar air yang tergenang bisa langsung dibuang ke laut. "Saya memberikan apresiasi para petugas pompa yang sudah bekerja 24 jam guna memastikan pompa portable berfungsi dengan optimal," ucap Wali Kota.

Selain pompa sebagai solusi sementara, Wali Kota menjelaskan penanganan secara permanen juga telah disiapkan. Solusi itu berupa pengerjaan proyek kerja sama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI dan Provinsi Jawa Tengah agar banjir Semarang tidak separah ini.

"Dengan peninggian Kali Tenggang dan penutupan muara di Kali Sringin yang akan dilelangkan dalam waktu dekat, dipastikan banjir dan rob bisa berkurang." jelas Wali Kota Semarang.

Bonjonegoro Kembali Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan banjir bandang di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, mengakibatkan lima rumah rusak dari 170 rumah yang diterjang banjir bandang, Selasa sekitar pukul 06.00 WIB.

"Kerusakan lima rumah warga yang rusak diterjang banjir bandang tidak terlalu parah," kata Kasi Logistik dan Prasarana BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, dari lokasi kejadian, dilansir Antara.

Ia memberikan gambaran rumah yang rusak hanya dinding rumah yang terbuat dari papan atau "gedhek" jebol.

Dalam kejadian itu, lanjut dia, tidak ada warga yang mengungsi, sebab banjir bandang disebabkan meluapnya Kali Sugihan, hanya berlangsung sekitar 1 jam.

Sebelumnya, kata dia, hujan lebat terjadi di wilayah selatan sehingga Kali Sugihan yang melintas di desa setempat tidak mampu menampung air hujan yang kemudian meluap menerjang pemukiman warga dan jalan raya.

"Banjir sekarang sudah surut dan warga sekarang bergotong royong membersihkan lumpur yang masuk ke rumah, juga memperbaiki kerusakan rumahnya," jelas dia.

Begitu pula, lanjut dia, jalan raya Bojonegoro-Nganjuk di desa setempat yang terendam air banjir bandang sekitar 100 meter dengan ketinggian 1 meter juga sudah surut.

"Genangan banjir yang merendam jalan raya hanya berlangsung sekitar 1 jam sehingga sekarang jalan sudah normal kembali," jelas dia.

Tim reaksi cepat (TRC) BPBD, lanjut dia, sekarang berada di lokasi kejadian untuk mendata kerusakan yang ditimbulkan dalam kejadian banjir bandang di desa setempat.

"Jajaran Muspika Kecamatan Temayang dan desa sekarang masih menghitung kerugian akibat banjir bandang. Yang jelas tidak ada korban jiwa," ucap Budi.

Sekarang ini, lanjut dia, BPBD juga menyalurkan bantuan makanan siap saji 1.124 paket untuk warga yang terdampak banjir bandang. "BPBD juga akan menyalurkan bantuan sembako masing-masing 15 kilogram per rumah kepada warga yang terdampak banjir bandang,"  kata Budi.

Ia menambahkan Desa Sugihan, Kecamatan Temayang, selalu menjadi langganan banjir bandang setiap di wilayah selatan terjadi hujan lebat."Penyebabnya hutan di kawasan setempat sudah gundul," ujar Budi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya