Bakso Bunting Jogja, Kompromi 2 Selera Garis Keras

Bakso bunting Jogja sehari terjual hingga 200 porsi, omzet tembus jutaan rupiah.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 27 Feb 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2017, 06:30 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - Satu lagi inovasi yang muncul dari makanan bernama bakso, yakni bakso bunting Jogja. Sesuai namanya, bunting yang berarti hamil, maka ketika bakso dibelah akan melahirkan puluhan bakso ukuran mini.

Bakso bunting Jogja disajikan dengan siomay, pangsit goreng, serta tahu yang disiram kuah berwarna bening. Soal rasa tidak perlu diragukan, sebab bakso bunting Jogja merupakan jenis bakso Malang yang terkenal dengan kuliner bola-bola daging tersebut.

Wahyu Gomer mendirikan usaha bakso bunting Jogja sejak tiga bulan yang lalu. Sebelumnya, laki-laki berusia 25 tahun ini hanya berjualan bakso biasa.

"Baru pada November tahun lalu saya mulai jualan bakso inovasi, awalnya bakso isi macam-macam, selain bakso bunting ada juga bakso isi keju, bakso mercon, isi telur puyuh, dan sebagainya,' ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu 25 Februari 2017.

Bagi Wahyu, bakso bukanlah sesuatu yang baru. Nenek serta ayahnya yang tinggal di Batu Malang secara turun temurun berjualan bakso. Kemudian, ia berusaha berjualan bakso Malang dengan hal yang tidak biasa, sehingga orang tertarik membeli.

Satu bulan setelah berjualan bakso isi macam-macam, Wahyu memutuskan untuk berjualan bakso bunting saja. Pasalnya, pembeli ternyata lebih banyak berminat dan memilih bakso berdiameter 15 sentimeter yang berisi puluhan bakso berukuran kerikil itu.

Ia mengungkapkan, pembuatan bakso bunting berawal dari keinginan mengakomodasi kesukaan seluruh pecinta bakso. Mereka terbagi menjadi dua golongan, yakni pecinta bakso jumbo dan penyuka bakso kerikil.

"Bakso bunting menawarkan keduanya, bakso jumbo yang tidak membuat eneg dan bakso kerikil yang tetap gurih," ucapnya. 

Bakso Bunting Jogja kompromi dua selera (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Setiap hari, ia bersama enam orang karyawannya melakukan persiapan pembuatan bakso bunting dan buka warung. Ia mengaku, bakso bunting lebih membutuhkan waktu lama dalam pembuatan karena membutuhkan proses dua kali, yakni membuat bakso ukuran mini, kemudian mencetak bakso ukuran jumbo dengan mangkok.

"Butuh waktu lima jam membuat bakso bunting," kata laki-laki yang setiap hari sudah beraktivitas sejak pukul 02.00 WIB untuk mempersiapkan dagangannya ini.

Warung bakso bunting Jogja yang berlokasi di Wonocatur, Banguntapan, Bantul tepatnya di belakang Jogja Expo Center (JEC) buka sejak pukul 11.00 WIB sampai bakso habis. Semangkok bakso bunting Jogja dibanderol Rp15.000.

Lewat usaha bakso bunting Jogja, Wahyu bisa meraih omzet jutaan rupiah per hari. Dalam sehari ia menjual 200 porsi bakso bunting. Jumlah itu sudah meningkat jika dibandingkan saat awal buka, hanya berkisar 100-120 mangkok per hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya