Hujan dan Petir Jadi Kambing Hitam Pemadaman Listrik di Manado

Pemadaman listrik itu mendapat berbagai keluhan dan kecaman dari warga yang dilontarkan lewat media sosial.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 13 Mar 2017, 12:01 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2017, 12:01 WIB
Pemadaman Listrik 8 Jam di Manado Dikeluhkan Warga
Pemadaman Listrik 8 Jam di Manado Dikeluhkan Warga

Liputan6.com, Manado - Pemadaman listrik di Sulawesi Utara (Sulut) masih terus terjadi. Minggu, 12 Maret 2017, listrik bahkan padam selama delapan jam di wilayah Kota Manado dan sekitarnya.

Berbagai keluhan dan hujatan ke pihak PLN dilampiaskan warga melalui media sosial. Seperti biasa PLN hanya meminta maaf dan mencari kambing hitam penyebab krisis itu.

"Manado seperti kota hantu. Gelap gulita di malam hari. Dari siang hari kami praktis kesulitan beraktivitas, listrik padam," ujar Susan, warga Kecamatan Mapanget, Manado.

Hampir semua komentar di media sosial sepanjang Minggu siang hingga tengah malam menunjukan kekecewaan bahkan kemarahan warga Sulut. "Kalau masyarakat telat bayar tagihan rekening listrik, dikenakan denda bahkan pemutusan sambungan. Tapi kalau PLN yang lalai, hanya meminta maaf," ujar Ishak Kusrant, warga Kelurahan Winangun, Kecamatan Malalayang, Manado.

Ishak lantas membandingkan dengan maspakai penerbangan yang jika mengalami keterlambatan ada aturan yang mengatur kompensasi bagi penumpang. "Semoga ada aturan ganti rugi bagi konsumen jika listrik padam berjam-jam seperti ini," ujar Ishak.

Fransie Marcelino, warga Kelurahan Paslaten, Kota Tomohon mengatakan, dalam setiap pemadaman listrik selalu saja PLN mencari kambing hitam.

"Kalau saat cuaca cerah, pasti penyebab gangguan adalah burung atau ular yang menyentuh kabel atau gardu. Selain itu pohon tumbang. Sedangkan saat hujan, sudah dipastikan penyebabnya adalah angin atau petir," ujar Fransie.

Deputy Manager Hukum dan Humas PLN Wilayah Suluttenggo (Utara-Tengah-Gorontalo), Jantje Rau membenarkan, sekitar pukul 14.00 Wita pada Minggu, 12 Maret 2017 memang terjadi gangguan pada sistem transmisi 150KV sistem kelistrikan Sulut-Gorontalo.

Hal itu  menyebabkan Area Penyaluran dan Pengaturan Beban (AP2B) Sistem Minahasa mendapatkan kehilangan tegangan pada semua transmisi Gardu Induk dan pembangkit.

"Gangguan yang menyebabkan pemadaman ini bersamaan dengan hujan disertai petir yang terjadi di hampir seluruh titik di Sulawesi Utara," ujar Jantje.

PLN menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan karena pemadaman listrik selama delapan jam itu. "Petugas PLN terus melakukan proses penormalan, dengan memberikan tegangan terhadap penyulang dan Gardu Induk yang ada," ujar Jantje.

Dia mengatakan proses ini baru normal saat tengah malam, sehingga sekitar delapan jam warga Sulawesi Utara tanpa listrik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya