Aktivis Lingkungan Kutuk Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan

Insiden yang dialami Novel Baswedan dinilai bentuk teror di tengah gencarnya KPK memberantas korupsi politik dan sumber daya alam di Indon

oleh M Syukur diperbarui 11 Apr 2017, 14:32 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 14:32 WIB
Novel Baswedan
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. (Liputa6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Pekanbaru - Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) mengutuk keras insiden penyiraman air keras yang dialami penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, usai Salat Subuh di Masjid Al Ikhsan, Jakarta Utara.

Menurut Koordinator Jikalahari, Woro Supartinah, insiden yang dialami Novel Baswedan merupakan bentuk teror, baik secara pribadi dan kelembagaan. Utamanya di tengah gencarnya KPK memberantas korupsi politik dan sumber daya alam di Indonesia.

"Jikalahari mengutuk tindakan pengecut penyiram air keras ke muka Novel Baswedan, penyidik KPK pada 11 April 2017, saat pulang dari salat subuh berjemaah," ucap Woro di Pekanbaru, Selasa (11/4/2017).

Woro juga menyebut tindakan ini sebagai bentuk kriminal atas diri Novel Baswedan. Lebih dari itu, ia menyatakan penyiraman itu sebagai bentuk intimidasi atas pemberantasan korupsi yang digencarkan KPK.

Selama ini, menurut Woro, Novel adalah simbol pejuang antikorupsi. Novel menyidik kasus korupsi politik yang melibatkan eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta pihak swasta.

"Teror terhadap Novel adalah teror oligarki elite dan pengusaha hitam terhadap KPK dan pejuang antikorupsi. Apalagi, teror ini terjadi di tengah KPK sedang membongkar korupsi politik e-KTP dan hendak membongkar korupsi korporasi sektor sumber daya alam," kata Woro.

Bila teror ini dibiarkan tanpa gerak cepat dari kepolisian, kata dia, itu merupakan kemenangan bagi koruptor dan pengusaha hitam yang merampok sumber daya alam hutan, tanah, dan air.

Atas kejadian itu, Jikalahari mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera memerintahkan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menangkap peneror Novel Baswedan dalam waktu tiga hari ke depan.

"Kemudian mendesak Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa teror terhadap Novel Baswedan bentuk teror terhadap agenda pemberantasan korupsi yang tengah digalakkan Presiden Jokowi," ujar Woro.

Woro pun mendesak Polri segera menangkap pelaku teror terhadap Novel Baswedan sebagai bentuk Polri ikut memberantas korupsi. "Selanjutnya, KPK memberikan perlindungan ekstra kepada Novel Baswedan. Bisa jadi ada teror selanjutnya."

Jikalahari merupakan gabungan dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) pencinta dan perjuangan korupsi di bidang sumber daya alam di Riau. Selama ini, Jikalahari selalu mendukung KPK mengungkap kejahatan koorporasi kehutanan di Riau.

Penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal usai salat subuh di Masjid Al Ikhsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa subuh tadi. Pelaku yang berjumlah dua orang menggunakan sepeda motor matic.

Kini, Novel Baswedan tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading. Sejumlah pejabat pun menjenguknya di antaranya Ketua KPK Agus Rahardjo, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan, dan Juru Bicara Presiden Johan Budi SP.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya