Kenduri Awali Proses Evakuasi Korban Longsor Nganjuk

Tingkat kedalaman longsor Nganjuk mencapai 40 meter. Lima korban hingga kini belum ditemukan.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Apr 2017, 12:34 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2017, 12:34 WIB
Kenduri Awali Proses Evakuasi Korban Longsor Nganjuk
Tingkat kedalaman longsor Nganjuk mencapai 40 meter. Lima korban hingga kini belum ditemukan. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Kediri - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri, Jawa Timur, mengirimkan personelnya untuk membantu proses evakuasi korban yang tertimbun akibat tanah longsor di Desa Kepel, Kabupaten Nganjuk.

"Kami kirim lima personel untuk membantu dari musibah longsor di Nganjuk. Mereka juga mengendarai sepeda motor trail," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Kediri Bambang Riadi di Kediri, dilansir Antara, Rabu (12/4/2017).

Ia mengatakan, tim itu membantu penanganan musibah tanah longsor tersebut. Hal itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas agar korban bisa secepatnya ditemukan. Ia juga mengatakan tim sengaja mengendarai sepeda motor trail, sebab lebih memudahkan menempuh jalur jika ke lokasi longsor.

BPBD Kota Kediri sementara hanya mengirimkan personel, sedangkan untuk bahan pokok masih belum dilakukan. Namun, tim juga membawa beragam alat yang diperlukan selama proses evakuasi.

Sementara itu, pencarian para korban tanah longsor hingga kini terus dilakukan tim gabungan Basarnas, TNI, polri, serta relawan.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Nganjuk Agus Irianto mengatakan, saat ini sudah ada dua ekskavator yang berhasil diturunkan di lokasi tanah longsor. Dengan adanya alat itu, dipastikan akan lebih memudahkan proses pencarian korban.

"Jadi, sebelum ekskavator tadi diturunkan, warga menggelar kenduri, dan alhamdulillah perjalanan bisa lancar," kata Agus.

Tim juga sudah menyiapkan eskavator lainnya. Setidaknya dibutuhkan 5-6 ekskavator untuk mencari para korban. Beberapa peralatan lain juga sudah ada, seperti pompa dan selang untuk menyemprot tanah, sekop, maupun pacul. Bahkan, anjing pelacak juga diturunkan guna memudahkan pencarian korban.

Agus menambahkan, personel yang ditugaskan untuk mencari korban juga ditambah. Ia tetap berharap semua tim yang mencari korban juga lebih berhati-hati dan mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Pascamusibah tanah longsor yang terjadi pada Minggu, 9 April 2017, hingga kini lima korban tertimbun longsor belum ditemukan. Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

Longsor sempat membendung sungai, menyebabkan terjadinya bendungan alam. Hingga kini, tingkat kedalaman longsor hingga 40 meter, membuat petugas harus berupaya keras mencari para korban atas nama Paidi (50), kakak beradik Donny (24) dan Bayu (14), Kodri (16), serta Dwi (18).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya