Liputan6.com, Padang - Tiba-tiba gempa bumi berkekuatan 8,8 Skala Richter dan berpotensi tsunami menghantam Padang, Sumatera Barat, Kamis (4/5/2017). Seluruh pekerja di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang dikelola PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I (MOR I) Sumbagut terhenti.
Sirine berbunyi sebagai tanda bahaya telah terjadi gempa serta keadaan darurat. Tim penanggulangan keadaan darurat dari fungsi Health Safety Security Environment (HSSE) dengan sigap mengevakuasi dan mengamankan puluhan pekerja sesuai dengan prosedur.
Prosedur pengumpulan para pekerja di titik berkumpul aman atau assembly point dijalankan. Tim Evakuasi dengan sigap mencatat dan menghitung jumlah pekerja yang selamat dari bencana.
Advertisement
Tidak lama terdengar teriakan berasal dari lokasi shelter parkiran motor yang rubuh serta kobaran api terpancar berasal dari filling shed di area tanki avtur DPPU BIM menambah kepanikan.
Baca Juga
Bantuan diturunkan untuk memadamkan api di filling shed sehingga pemadam kebakaran dari Tim Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Angkasa Pura 2 dikerahkan untuk melakukan pemadaman. Dalam waktu tiga puluh menit, api yang sudah sempat menjalar dari pipa distribusi berhasil dipadamkan dengan kesigapan para pemadam.
Tim First Aid DPPU BIM dengan sigap melakukan evakuasi korban yang terluka serta membantu petugas yang mengalami luka bakar untuk selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk menjalani perawatan.
Setelah keadaan kondusif dan seluruh pekerja serta korban berada di tempat evakuasi akhir, Operation Head (OH) DPPU BIM, Ridwan menyatakan keadaan telah aman dan status keadaan darurat dihentikan.
Kejadian sekitar 90 menit itu adalah bagian simulasi keadaan darurat penanggulangan gempa bumi dan tsunami oleh PT Pertamina MOR 1 di DPPU BIM.
Operation Head DPPU BIM, Ridwan mengatakan bahwa simulasi keadaan darurat sangat penting dilakukan guna antisipasi terjadinya bencana alam atau keadaan bahaya yang terjadi. Selain itu simulasi ini bisa melatih sumber daya manusia di Pertamina, khususnya tim penanggulangan keadaan darurat dalam menggunakan alat-alat keselamatan.
"Bekerjasama dengan BPBD Sumbar, simulasi ini penting dilakukan guna mengatasi keadaan darurat saat terjadi gempa dan tsunami," kata Ridwan.
Dia menuturkan sebagai daerah yang rawan bencana, untuk di Padang atau Sumbar secara keseluruhan perlu dilakukan penangagan khusus. Hal itu sebagai upaya pencegahan dan penanganan keadaan darurat, seperti gempa bumi.
Menurut Ridwan, kesiap siagaan menghadapi bencana dan antisipasi perlu dilakukan mengingat bahwa Pertamina merupakan objek vital nasional yang perlu dijaga aset dan keberadaannya.