Liputan6.com, Garut - Berangkat dari keprihatinan semakin meluasnya kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, Wing Sentot Irawan, pengelana bersepeda dari Nusa Tenggara Barat (NTB), bergerak mengelilingi Asia mengkampanyekan cinta lingkungan untuk menyelamatkan bumi.
"Bencana itu diciptakan dari kontruksi berpikir manusia yang tidak match dengan alam," ujar dia dalam acara nongkrong aktivis lingkungan dalam acara Nagog di Kofee Ebod, Rabu malam, 3 Mei 2017.
Kegiatan ngopi bareng yang digagas pecinta lingkungan, seni dan kebudayaan di kota Garut itu sekaligus sebagai acara refleksi lingkungan dari persinggahan bersepeda Wing Sentot selama ini. "Alam itu lebih arif dari kita sendiri," ujarnya.
Dalam lawatannya kali ini, Wing mengingatkan pentingnya kepedulian manusia untuk menjaga keseimbangan alam berikut kelestariannya, sehingga alam tidak murka dengan manusia.
"Kalau cara berpikir kita benar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari alam. Tapi ketika alam tidak seimbang, maka alam akan berkata lagi," kata dia.
Ia lantas mencontohkan Sungai Cimanuk yang tujuh bulan lalu meluluhlantakkan sebagian kota Garut, bukti sahih jika alam di kota Dodol ini sudah tidak seimbang.
"Sungai ini mau digali pasirnya, mau dibuat toko, rumah, apartemen dan lainnya bisa, sungai itu ya urat nadi, kalau sudah tidak seimbang ya itu kerusakan di mana-mana," tutur dia.
Baca Juga
Sebagai pecinta alam dan seni, gaya berpakaian Wing Sentot memang nyeleneh. Rambut ikal kribo bak Bob Marley, sandal ikat dengan setelah celana batik 'gombrang' menjadi gaya kasualnya sehari-hari. "Saya ke mana pun begini," kata dia.
Di tengah kampanye lingkungannya, mantan guru SMP di Lombok Timur ini terus menyemangati para aktivis lingkungan, terutama Walhi yang selama ini menjadi pendukungnya, untuk selalu menyadarkan manusia agar cinta alam.
"Saya suka sama orang yang mendaki, jadi mereka ada keterkaitan dengan alam, hidupnya bersahaja dan wajar," ujarnya.
Kunjungannya kali ini, ujar dia, merupakan balasan dari kawannya yang menantang melintasi Lombok-Bandung dengan sepeda. "Saya malah keliling Aceh dulu, kemudian Asia Tenggara hingga akhirnya hari ini ke sini," papar dia.
Seperti kunjungan sebelumnya pada beberapa daerah yang didatangi, penyambutan para aktivis lingkungan Garut dalam lawatan kali ini tidak lepas dari pementasan teater dan baca puisi mengenai alam sebagai hiburannya.
Bahkan dalam sesi penutup nongkrong, Wing Sentot didaulat menyanyikan sendiri sebuah lagu mengenai lingkungan dengan alunan petikan gitar dan saksofon yang melingkar di lehernya.
Pada akhir ngobrolnya, Wing Sentot membeberkan pengalaman uniknya bersepeda melintasi banyak negara dan daerah di Indonesia. "Kalau habis uang ya ngamen seperti ini," ujar dia.
Lulusan Universitas Mataram (UNRAM) ini menikmati betul setiap perjalanannya, baginya menaiki sepeda memberikan gairah dalam mengekspresikan dirinya termasuk pemikiran liarnya mengenai lingkungan.
"Dengan bersepeda itu menjadi lebih mudah sebab ada sportivitas. Kalau jiwa sportivitas jalan, maka semua ide lebih mudah," kata Wing.
Advertisement