Kampung Zumi Zola Jadi 'Surga' Barang Selundupan

Mulai dari sembako, minuman keras merek luar negeri, kayu, dan barang elektronik masuk ke kampung Zumi Zola di pesisir timur Jambi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 13 Mei 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2017, 20:00 WIB
Pesisir Jambi
Pelabuhan Muarasabak, satu dari banyaknya pelabuhan kecil di pesisir timur Jambi. (Bangun Santoso/Liputan6.com/Bangun Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Bagi warga Jambi siapa yang tak kenal Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Daerah di pesisir timur Jambi ini dikenal juga sebagai kampung halaman keluarga besar Gubernur Jambi, Zumi Zola.

Bahkan di sekitar kawasan perkantoran Bupati Tanjabtim, terdapat sebuah vila khusus milik keluarga Zumi Zola. Jaraknya tak begitu jauh, letaknya berada di tengah perkebunan sawit yang asri.

Tak hanya sebagai kampung keluarga besar orang nomor satu di Jambi saja, Kabupaten Tanjabtim sebagai kawasan pesisir timur Jambi juga dikenal sebagai 'surga'nya barang ilegal alias selundupan. Mulai dari komoditi sembako, minuman, makanan ringan, miras hingga barang elektronik asal luar negeri kerap terjaring razia di sejumlah titik jalur tikus di daerah ini.

Di pesisir yang berbatasan dengan Laut China Selatan, Kabupaten Tanjabtim memiliki 29 buah pulau-pulau kecil. 11 diantaranya belum diberi nama. Dengan luas pantai sekitar 191 kilometer, daerah pesisir timur Jambi ini memiliki banyak pelabuhan-pelabuhan tikus yang diduga kuat menjadi jalur persinggahan barang selundupan.

"Biasanya masuk dari Batam, lantas masuk melalui perairan Kepulauan Riau (Kepri) ke sini (Tanjabtim)," ujar Andi Lala (45) salah seorang warga Nipah Panjang, Kabupaten Tanjabtim di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjabtim, Sabtu (13/5/2017).

Barang selundupan itu, sebut Andi, beberapa kali terlihat masuk melalui pelabuhan kecil di daerah Nipah Panjang. Sebagian besar berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand hingga Tiongkok. Jenisnya bermacam-macam, minuman keras merek luar negeri, pakaian bekas, bawang, gula pasir hingga barang elektronik.

"Biasanya tengah malam masuk," ucap salah seorang rekan Andi yang enggan menyebut namanya.

Kapolres Tanjabtim, AKBP Bramono Purnomo belum lama ini mengakui jika wilayah perairan di pesisir timur Jambi cukup rawan akan masuknya barang ilegal.

"Tahun sebelumnya juga banyak tangkapan (barang ilegal) mulai dari bawang dan kayu. Lengkapnya ada di Pol Air," ujar Bramono.

Menurut Bramono, luas kawasan perairan Kabupaten Tanjabtim belum diimbangi dengan jumlah personil yang memadai. Di mana jumlah personil Polres Tanjabtim hanya sekitar 300 orang lebih sedikit. Jumlah itu dibagi dalam beberapa Polsek. Jumlahnya sekitar 12 orang personil di setiap Polsek.

"Dengan jumlah terbatas, kita tetap berusaha memberikan pengamanan terbaik," ucapnya.

Khusus untuk menjaga keamanan perairan terutama dalam mencegah masuknya barang-barang selundupan, Bramono sudah menugaskan personil Pol Air melakukan patroli rutin hampir setiap hari. Pengamanan patroli perairan itu dibantu tiga jajaran Polsek yang memiliki kapal kecil bantuan Mabes Polri. Polsek tersebut adalah Polsek Mendahara Ulu, Kuala Jambi, dan Polsek Sadu.

"Kita juga mengimbau masyarakat ikut berperan serta mengamankan kawasan perairan Tanjabtim. Laporkan ke aparat terdekat apabila melihat, mendengar adanya aktivitas mencurigakan," ujar Bramono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya